Jabatan Powell Tak Bisa Digoyang Presiden
Powell naik ke kursi jabatannya pada Februari 2018 atas rekomendasi Trump sendiri dan persetujuan senat AS. Dalam perjalanannya, Trump merasa kebijakan yang Powell di The Fed berseberangan dengan kebijakan pemerintah AS yang justru sedang ingin mendongkrak kemajuan ekonominya.Tahun 2018 kemarin, di bawah komando Powell, The Fed sempat menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan ini bertujuan mengembalikan arus modal menuju AS. Tak tanggung-tanggung, tahun lalu ada empat kali kenaikan – Maret, Juni, September, Desember.
Kebijakan Powell ini dinilai Trump justru membuat menghambat kemajuan ekonomi AS. Pasalnya, kebijakan The Fed itu akan membuat bunga perbankan ikutan naik juga.
Pernyataan Powell dilontarkan dalam helatan American Economic Association tahunan yang digelar tanggal 4 Januari 2019 kemarin. “Tidak!” kata Powell, seperti mengutip berita ekonomi dunia terbaru di CNN Indonesia (7/1), “Publik wajib tahu bahwa The Fed punya kebiasaan kuat di kegiatan nonpolitik. Kami berjanji meraih goal yang telah diberikan pada kami berdasarkan kegiatan nonpolitik dan berdasarkan pemikiran terbaik.”
Menurut hukum AS, jabatan yang dipegang Powell memang tak bisa digoyang bahkan oleh presiden sekalipun, hanya karena kebijakannya bertentangan dengan presiden. Selama ini, Ketua The Fed akan dipecat jika ketahuan melanggar hukum. Itu pun mesti melalui proses panjang dan disetujui melalui pemungutan suara di kongres.
Rencana The Fed Tahun 2019
Sementara itu, Powell berencana tak menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun 2019 ini. Meski begitu, hal ini tergantung dari perkembangan perekonomian ke depannya. Tak ada cara khusus atau kebijakan apapun yang bisa digunakan untuk membuat inflasi menghilang. “Kami akan memantau perkembangan ekonomi sebaik-baiknya,” kata Powell.Powell memastikan The Fed tetap yakin prospek ekonomi Amerika akan menguat kembali. Meskipun muncul ketakutan akan munculnya perlambatan ekonomi lantaran menegangnya hubungan ekonomi AS dan Cina.
“Kami sangat hati-hati mencermati pesan dari pasar. Dan kami siap memikirkan risiko penurunan ketika melahirkan kebijakan ke depannya,” katanya menekankan.
Di sisi lain, IMF/International Monetary Fund (Dana Moneter Internasional) memprediksi bahwa kenaikan ekonomi dunia tahun 2019 ini akan berada di sekitaran angka 3,7 persen. Prediksi ini sedikit turun dibandingkan prediksi sebelumnya yaitu 3,9 persen.
Imbas ketegangan antara AS dan Cina – kebijakan dagang dan tarif impor – ikut memengaruhi angka ini. Di samping itu, aliran modal keluar dan keadaan keuangan negara berkembang lebih ketat. [bt]
Loading...
loading...