CMBC Indonesia - Pengangkatan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, Senin (25/11) cukup berdekatan dengan jadwal reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 pada Senin (2/12) mendatang. Karena itu, keberadaan Ahok di salah satu BUMN ini berpotensi jadi bahasan saat para alumni 212 melakukan reuni.
Demikian pandangan Pengamat Sosial Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar, Menurut Shohibul, pengangkatan Ahok ini patut jadi satu isu yang diagendakan dalam reuni 212.
“Soal Ahok akan menjadi salah satu isu saya kira sangat potensial diagendakan,” ujar Shohibul kepada Kantor Berita RMOLSumut.
Selain itu, Shohibul memperkirakan dalam reuni PA 212 nanti akan mengagendakan evaluasi hasil pemilu dan narasi radikalisme.
“Selain itu reuni 212 saya kira akan fokus pada evaluasi, termasuk hasil pemilu dan narasi pencerahan atas radikalisme dan intoleransi yang akan membuat wawasan bangsa Indonesia lebih baik terhadap isu ini,” sebutnya.
Shohibul juga menyinggung kedekatan Ahok dengan Presiden Joko Widodo. Hingga tak aneh jika akhirnya Ahok jadi petinggi di salah satu BUMN.
“Jokowi pasti tahu tingkat resistensi publik, karena itu ia memilih jalan memutar. Sejatinya amat normal kalau seyogyanya Jokowi menempatkan Ahok di pos kementerian, namun resistensi perlu dipertimbangkan,” pungkasnya. (Rmol)
Demikian pandangan Pengamat Sosial Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar, Menurut Shohibul, pengangkatan Ahok ini patut jadi satu isu yang diagendakan dalam reuni 212.
“Soal Ahok akan menjadi salah satu isu saya kira sangat potensial diagendakan,” ujar Shohibul kepada Kantor Berita RMOLSumut.
Selain itu, Shohibul memperkirakan dalam reuni PA 212 nanti akan mengagendakan evaluasi hasil pemilu dan narasi radikalisme.
“Selain itu reuni 212 saya kira akan fokus pada evaluasi, termasuk hasil pemilu dan narasi pencerahan atas radikalisme dan intoleransi yang akan membuat wawasan bangsa Indonesia lebih baik terhadap isu ini,” sebutnya.
Shohibul juga menyinggung kedekatan Ahok dengan Presiden Joko Widodo. Hingga tak aneh jika akhirnya Ahok jadi petinggi di salah satu BUMN.
“Jokowi pasti tahu tingkat resistensi publik, karena itu ia memilih jalan memutar. Sejatinya amat normal kalau seyogyanya Jokowi menempatkan Ahok di pos kementerian, namun resistensi perlu dipertimbangkan,” pungkasnya. (Rmol)
Loading...
loading...