BERITA TERKINI -Myanmar harus mengambil tanggungjawab dengan memastikan kepulangan para pengungsi Rohingya dengan aman setelah terusir akibat tindakan keras militer tahun 2017 lalu.
Hal itu disampaikan oleh Ketua PBB Antonio Guterres dalam sebuah permohonan yang dibuat di depan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dalam KTT ASEAN di Bangkok, Thailand akhir pekan kemarin (Minggu 3/11).
Dalam kesempatan itu, Guterres mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan keadaan buruk yang dialami oleh pengungsi Rohingya.
Dia mendesak Myanmar bertanggung jawab untuk memastikan lingkungan yang kondusif untuk repatriasi pengungsi yang aman, sukarela, bermartabat dan berkelanjutan bagi para pengungsi Rohingya.
Dikabarkan Channel News Asia, Guterres juga menyerukan agar Myanmar memastikan para aktor kemanusiaan memiliki akses penuh dan tidak terbatas ke daerah-daerah kepulangan pengungsi Rohingya.
Aung San Suu Kyi yang berada dalam momen yang sama hanya duduk tanpa ekspresi ketika Guterres berbicara.
Untuk diketahui bahwa kekerasan di negara bagian Rakhine terjadi pada tahun 2017 dan memaksa lebih dari 740 ribu warga Rohingya melarikan diri. Sebagian besar dari mereka mencari perlindungan di kamp-kamp yang penuh sesak di negara tetangga Bangladesh.
Penyelidik PBB bahkan menilai bahwa itu adalah bentuk genosida.
Setelah kebanjiran kritik, pemerintah Myanmar mengatakan bahwa mereka menyambut kembali para pengungsi Rohingya dan menyetujui status birokrasi mereka di bawah kewarganegaraan penuh. (Rmol)
Hal itu disampaikan oleh Ketua PBB Antonio Guterres dalam sebuah permohonan yang dibuat di depan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dalam KTT ASEAN di Bangkok, Thailand akhir pekan kemarin (Minggu 3/11).
Dalam kesempatan itu, Guterres mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan keadaan buruk yang dialami oleh pengungsi Rohingya.
Dia mendesak Myanmar bertanggung jawab untuk memastikan lingkungan yang kondusif untuk repatriasi pengungsi yang aman, sukarela, bermartabat dan berkelanjutan bagi para pengungsi Rohingya.
Dikabarkan Channel News Asia, Guterres juga menyerukan agar Myanmar memastikan para aktor kemanusiaan memiliki akses penuh dan tidak terbatas ke daerah-daerah kepulangan pengungsi Rohingya.
Aung San Suu Kyi yang berada dalam momen yang sama hanya duduk tanpa ekspresi ketika Guterres berbicara.
Untuk diketahui bahwa kekerasan di negara bagian Rakhine terjadi pada tahun 2017 dan memaksa lebih dari 740 ribu warga Rohingya melarikan diri. Sebagian besar dari mereka mencari perlindungan di kamp-kamp yang penuh sesak di negara tetangga Bangladesh.
Penyelidik PBB bahkan menilai bahwa itu adalah bentuk genosida.
Setelah kebanjiran kritik, pemerintah Myanmar mengatakan bahwa mereka menyambut kembali para pengungsi Rohingya dan menyetujui status birokrasi mereka di bawah kewarganegaraan penuh. (Rmol)
Loading...
loading...