CMBC Indonesia - Tahun 2019 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Pasalnya di tahun ini untuk kali pertama Indonesia menggelar pemilu legislatif dan pemilu presiden secara serentak.
Gelaran ini terbilang cukup merepotkan. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 527 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dan 11.239 lainnya sakit saat gelaran tersebut.
Sementara polarisasi politik menguat lantaran pilpres hanya menghadirkan dua pasangan calon. Di mana terjadi remacth Pilpres 2014 antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Prabowo yang kali ini menggandeng tokoh muda Sandiaga Uno kembali menelan kekalahan. Skor akhirnya 55,5 persen berbanding 44,5 persen untuk kemenangan pasangan Joko Widodo-KH Maruf Amin.
Koordinar Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan, meski kalah di pilpres oleh Jokowi, tapi kenyataan menyebut bahwa Prabowo adalah pemenang politik di tahun 2019.
“Meskipun di pilpres dikalahkan JW (Jokowi), tapi dunia politik nasional 2019 ditutup dengan kebangkitan Prabowo,” tegasnya dalam akun Twitternya, Minggu (29/12).
Adhie lantas mengurai maksud dari kebangkitan Prabowo yang diucapnya. Ternyata, pernyataan itu mengacu pada nama Prabowo yang berhasil menduduki posisi penting di negeri ini selama tahun 2019.
Pertama di mulai dari Prabowo Subianto yang meski kalah di pilpres tapi ketua umum Gerindra itu berhasil menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Kemudian ada nama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Teranyar adalah Komjen Listyo Sigit Prabowo yang baru saja menjabat sebagai Kabareskrim Polri dan telah mengguncang publik dengan mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
“Darat, laut, udara, kepolisian Prabowo,” tutup Adhie. [rmol]
Loading...
loading...