CMBC Indonesia - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah bahwa dirinya sempat bersembunyi di kantor PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, saat tim Satgas KPK bergerak ke 'markas polisi' itu.
"Saya sejak kemarin mempersiapkan seluruh penyelenggaraan Rakernas (PDIP) ini," kata Hasto kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jumat malam (10/1).
Hasto juga membantah bahwa dirinya bersama para petinggi PDIP yang lain sempat dikumpulkan oleh Ketua Umum Megawati di kediamannya, Kamis malam (9/1). Hasto mengaku kala itu memimpin rapat di arena Rakernas 1 dan HUT ke-47 PDIP di JIExpo Kemayoran.
"Tidak (dikumpulkan Megawati). Karena kemarin saya yang memimpin rapat. Ibu Mega menugaskan saya untuk memimpin rapat dengan para ketua DPD (PDIP) di sini (JIExpo Kemayoran)," kata Hasto.
Labih jauh, anak buah Megawati Soekarnoputri ini menyebutkan ada yang melakukan framing terhadap dirinya terkait kasus suap yang menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan beberapa kader banteng moncong putih.
"Ada yang memframing. Termasuk contoh PTIK ya disebut-sebut saya berada di PTIK. Teman-teman semua tahu ini Rakernas 1 dan HUT partai memerlukan sebuah konsentrasi, kami persiapkan dengan matang," ujarnya.
Plt Jurubicara KPK Ali Fikri sebelumnya mengatakan bahwa tim KPK sempat ke PTIK. Namun dia tidak merinci secara detail dalam rangka apa tim penyidik KPK ke PTIK dan sempat diminta tes urine oleh petugas PTIK.
"Di sana petugas sempat dicegat dan dicari identitasnya. Betul sampai kemudian diproses di situ, ditanya, tes urine, dan lain-lain seolah ada orang yang ingin berbuat (sesuatu)," ungkap Ali.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan empat orang tersangka, yakni Komisioner KPU, Wahyu Setiawan dan mantan anggota Bawaslu, Agustiani Tio Fridelina sebagai pihak penerima suap.
Sedangkan pihak pemberi suap, yakni Harun Masiku dan Saeful Bahri yang merupakan orang dekat Hasto Kristianto. (*)
Loading...
loading...