CMBC Indonesia - Korea Utara (Korut) menunjuk seorang mantan tentara berlidah tajam, Ri Son Gwon, menjadi Menteri Luar Negeri (Menlu) baru bagi rezim komunis tersebut. Hal ini menjadi indikasi bahwa Korut akan mengambil posisi lebih keras terhadap Amerika Serikat (AS) dalam perundingan nuklir yang buntu.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (24/1/2020), jabatan baru Ri Son Gwon sebagai Menlu Korut diungkapkan pada Jumat (24/1) waktu setempat, dalam laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), yang mengulas kehadirannya dalam pertemuan untuk diplomat asing di Pyongyang.
Media-media Korea Selatan (Korsel) dan media-media asing lainnya beberapa waktu terakhir melaporkan bahwa Korut telah memberitahu jabatan baru Ri Son Gwon kepada para diplomat asing di Pyongyang pekan lalu.
Kamerad Ri Son Gwon mengatakan bahwa rakyat Korea telah berubah menjadi ofensif untuk mendobrak hambatan bagi kemajuan pembangunan sosialis dengan alasan kemandirian ... dan mengenalkan ke publik soal posisi kebijakan luar negeri pemerintah (Korea Utara)," tulis KCNA soal pidato Ri Son Gwon dalam pertemuan itu.
Ri Son Gwon yang dikenal selalu bicara blak-blakan ini, pensiun dari militer dengan pangkat Kolonel. Dia sebelumnya memimpin sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas hubungan dengan Korsel.
Sosok Ri Son Gwon telah ikut serta dalam sejumlah perundingan militer antara kedua Korea dalam 15 tahun terakhir. Namun dia tidak memiliki banyak pengalaman soal kebijakan luar negeri dan kurang pengalaman dalam perundingan dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.
Di Korsel, sosok Ri Son Gwon paling dikenal atas komentar kasarnya kepada rombongan pengusaha Korsel yang mengunjungi Pyongyang pada September 2018 lalu. Saat mereka sedang makan naengmyeon -- mie dingin tradisional Korea, Ri Son Gwon bertanya kepada para pengusaha Korea: "Apakah naengmyeon ini masuk ke tenggorokan Anda?"
Menurut para pejabat dan anggota parlemen Korsel, pertanyaan Ri Son Gwon itu diduga merupakan wujud ketidakpuasan atas kurangnya upaya mempromosikan proyek ekonomi antara Korut dan Korsel. Banyak kalangan konservatif di Korsel yang mengkritik Ri Son Gwon.
Ri Son Gwon menggantikan Ri Yong Ho, diplomat karier dengan pengalaman luas yang terlibat dalam perundingan nuklir dengan AS sejak awal tahun 2018. Tidak diketahui pasti mengapa Ri Yong Ho dicopot dari jabatannya sebagai Menlu Korut.
Dalam analisisnya, pengamat Cheong Seong-Chang dari Institut Sejong Korsel menyebut penunjukan Ri Son-Gwon mengisyaratkan Korut akan memperkeras posisinya terhadap AS dan meningkatkan dorongan untuk memperkuat posisi sebagai negara nuklir.
"Mulai sekarang, sulit untuk mengharapkan kemajuan berarti dalam diplomasi Korea Utara dan AS," ujarnya.(dtk)
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (24/1/2020), jabatan baru Ri Son Gwon sebagai Menlu Korut diungkapkan pada Jumat (24/1) waktu setempat, dalam laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), yang mengulas kehadirannya dalam pertemuan untuk diplomat asing di Pyongyang.
Media-media Korea Selatan (Korsel) dan media-media asing lainnya beberapa waktu terakhir melaporkan bahwa Korut telah memberitahu jabatan baru Ri Son Gwon kepada para diplomat asing di Pyongyang pekan lalu.
Kamerad Ri Son Gwon mengatakan bahwa rakyat Korea telah berubah menjadi ofensif untuk mendobrak hambatan bagi kemajuan pembangunan sosialis dengan alasan kemandirian ... dan mengenalkan ke publik soal posisi kebijakan luar negeri pemerintah (Korea Utara)," tulis KCNA soal pidato Ri Son Gwon dalam pertemuan itu.
Ri Son Gwon yang dikenal selalu bicara blak-blakan ini, pensiun dari militer dengan pangkat Kolonel. Dia sebelumnya memimpin sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas hubungan dengan Korsel.
Sosok Ri Son Gwon telah ikut serta dalam sejumlah perundingan militer antara kedua Korea dalam 15 tahun terakhir. Namun dia tidak memiliki banyak pengalaman soal kebijakan luar negeri dan kurang pengalaman dalam perundingan dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.
Di Korsel, sosok Ri Son Gwon paling dikenal atas komentar kasarnya kepada rombongan pengusaha Korsel yang mengunjungi Pyongyang pada September 2018 lalu. Saat mereka sedang makan naengmyeon -- mie dingin tradisional Korea, Ri Son Gwon bertanya kepada para pengusaha Korea: "Apakah naengmyeon ini masuk ke tenggorokan Anda?"
Menurut para pejabat dan anggota parlemen Korsel, pertanyaan Ri Son Gwon itu diduga merupakan wujud ketidakpuasan atas kurangnya upaya mempromosikan proyek ekonomi antara Korut dan Korsel. Banyak kalangan konservatif di Korsel yang mengkritik Ri Son Gwon.
Ri Son Gwon menggantikan Ri Yong Ho, diplomat karier dengan pengalaman luas yang terlibat dalam perundingan nuklir dengan AS sejak awal tahun 2018. Tidak diketahui pasti mengapa Ri Yong Ho dicopot dari jabatannya sebagai Menlu Korut.
Dalam analisisnya, pengamat Cheong Seong-Chang dari Institut Sejong Korsel menyebut penunjukan Ri Son-Gwon mengisyaratkan Korut akan memperkeras posisinya terhadap AS dan meningkatkan dorongan untuk memperkuat posisi sebagai negara nuklir.
"Mulai sekarang, sulit untuk mengharapkan kemajuan berarti dalam diplomasi Korea Utara dan AS," ujarnya.(dtk)
Loading...
loading...