CMBC Indonesia - Seorang gadis remaja asal Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, dipaksa melayani threesome dan dikurung selama 10 hari. Polisi menyebut beberapa kali gadis bawah umur itu dilepaskan untuk sekolah.
"Selama sepuluh hari itu korban beberapa kali dilepas," kata Kapolsek Bumiayu AKP Adiel Ariesto saat dihubungi wartawan, Selasa (19/2/2020).
Adiel mengatakan mulanya korban dimintai tolong Puroh untuk membantu suaminya Sarkum, Kamis (6/2) dengan iming-iming uang Rp 5 juta. Namun Puroh tidak menjelaskan bantuan apa yang dia maksud kepada korban.
Saat itulah kedua pasutri ini memaksa korban untuk melayani nafsu bejat mereka di sebuah rumah kosong tak jauh dari rumah korban. Korban yang mengenal kedua pelaku tak berani melawan karena diancam.
"Pertama kali dilepas setelah tiga hari dikurung. Setelah itu diminta kembali hidup sama dua pasutri ini. Jadi tidak 10 hari full, ada beberapa kali korban boleh berangkat sekolah," ungkap Adiel.
Adiel mengungkapkan korban tak berani berkutik karena berada di bawah ancaman para pelaku. Bahkan pelaku menakut-nakuti korban dengan jenglot.
"Korban ini tidak berani melapor karena diancam akan disantet oleh dua pelaku. Sarkum itu seorang dukun," ungkap Adiel.
Akhirnya korban berhasil meloloskan diri dari lokasi penyekapannya itu pada Minggu (16/2).
"Selama sepuluh hari disekap, dari 6-16 Februari. Beberapa kali dilepas karena sekolah, terus disekap lagi, terakhir keluar 16 Februari," bebernya.(dtk)
"Selama sepuluh hari itu korban beberapa kali dilepas," kata Kapolsek Bumiayu AKP Adiel Ariesto saat dihubungi wartawan, Selasa (19/2/2020).
Adiel mengatakan mulanya korban dimintai tolong Puroh untuk membantu suaminya Sarkum, Kamis (6/2) dengan iming-iming uang Rp 5 juta. Namun Puroh tidak menjelaskan bantuan apa yang dia maksud kepada korban.
Saat itulah kedua pasutri ini memaksa korban untuk melayani nafsu bejat mereka di sebuah rumah kosong tak jauh dari rumah korban. Korban yang mengenal kedua pelaku tak berani melawan karena diancam.
"Pertama kali dilepas setelah tiga hari dikurung. Setelah itu diminta kembali hidup sama dua pasutri ini. Jadi tidak 10 hari full, ada beberapa kali korban boleh berangkat sekolah," ungkap Adiel.
Adiel mengungkapkan korban tak berani berkutik karena berada di bawah ancaman para pelaku. Bahkan pelaku menakut-nakuti korban dengan jenglot.
"Korban ini tidak berani melapor karena diancam akan disantet oleh dua pelaku. Sarkum itu seorang dukun," ungkap Adiel.
Akhirnya korban berhasil meloloskan diri dari lokasi penyekapannya itu pada Minggu (16/2).
"Selama sepuluh hari disekap, dari 6-16 Februari. Beberapa kali dilepas karena sekolah, terus disekap lagi, terakhir keluar 16 Februari," bebernya.(dtk)
Loading...
loading...