CMBC Indonesia - Pemilik mie ayam legendaris Bu Tumini di Yogyakarta meninggal dunia pada Jumat (7/2) malam. Para pembeli bercerita tentang antre panjang yang harus dilakukannya untuk bisa menikmati mie ayam legendaris Bu Tumini yang tak pernah sepi ini.
"Warungnya penuh. Saya antre untuk bisa dapat tempat duduk sekitar 15 menit," ujar salah seorang warga Yogyakarta, Okdwitya Karina Sari (33) kepada detikcom, Senin (10/2/2020).
Perempuan yang akrab disapa Rina ini mengaku datang ke warung Mie Ayam Bu Tumini yang terletak di Jalan Imogiri Timur, Yogyakarta terakhir kali pada beberapa tahun yang lalu. Dia datang saat itu karena penasaran dengan mie ayam yang selalu ramai pembeli itu.
Namun karena rasa manis tak cocok dengan seleranya, dia tak pernah datang ke warung mie ayam Bu Tumini lagi.
"Tapi begitu dapat tempat duduk, mie ayamnya langsung dapat. Jadi ketika antre tempat duduk, mie ayam pesananku sedang dibikin," imbuhnya.
Serupa tapi tak sama dengan cerita Rina, warga Yogyakarta lainnya yakni Lucas Aditya sudah dua kali mendatangi warung Mie Ayam Bu Tumini. Namun keduanya gagal karena antrean panjang.
Saya sudah dua kali, semuanya gagal. Karena antreannya panjang. Waktu saya datang, masih banyak yang antre tempat duduk untuk masuk," kata Lucas.
Lucas bercerita kedatangan terakhirnya pada sekitar 2017 silam. Sejak saat itu, dia belum lagi mencoba datang ke warung Mie Ayam Bu Tumini lagi. Meski begitu, suatu saat dia akan kembali mencoba datang untuk bisa merasakan mie ayam legendaris itu.
"Masih ingin. Tapi belum tahu kapan ke sana lagi," ujarnya.
Sedangkan pengalaman detikcom, sudah menikmati Mie Ayam Tumini sejak tahun 2004. Saat itu warung Mie Ayam Tumini belum seramai saat ini. Namun sejak maraknya media sosial dan pemberitaan media, mie ayam ini diincar oleh penikmat kuliner di Yogyakarta.
Antrean tempat duduk pasti selalu ada. Namun pelayanannya terbilang cepat. Rasa manis kuah mie ayam Bu Tumini yang kental disebut-sebut jadi ciri khas mie ayam ini.
Diberitakan sebelumnya, Bu Tumini meninggal dunia setelah sempat mengeluh sesak napas saat makan malam. Tumini dilarikan ke rumah sakit namun tak tertolong jiwanya. Jenazah Tumini dimakamkan di pemakaman umum setempat pada Sabtu (8/2) siang.(dtk)
"Warungnya penuh. Saya antre untuk bisa dapat tempat duduk sekitar 15 menit," ujar salah seorang warga Yogyakarta, Okdwitya Karina Sari (33) kepada detikcom, Senin (10/2/2020).
Perempuan yang akrab disapa Rina ini mengaku datang ke warung Mie Ayam Bu Tumini yang terletak di Jalan Imogiri Timur, Yogyakarta terakhir kali pada beberapa tahun yang lalu. Dia datang saat itu karena penasaran dengan mie ayam yang selalu ramai pembeli itu.
Namun karena rasa manis tak cocok dengan seleranya, dia tak pernah datang ke warung mie ayam Bu Tumini lagi.
"Tapi begitu dapat tempat duduk, mie ayamnya langsung dapat. Jadi ketika antre tempat duduk, mie ayam pesananku sedang dibikin," imbuhnya.
Serupa tapi tak sama dengan cerita Rina, warga Yogyakarta lainnya yakni Lucas Aditya sudah dua kali mendatangi warung Mie Ayam Bu Tumini. Namun keduanya gagal karena antrean panjang.
Saya sudah dua kali, semuanya gagal. Karena antreannya panjang. Waktu saya datang, masih banyak yang antre tempat duduk untuk masuk," kata Lucas.
Lucas bercerita kedatangan terakhirnya pada sekitar 2017 silam. Sejak saat itu, dia belum lagi mencoba datang ke warung Mie Ayam Bu Tumini lagi. Meski begitu, suatu saat dia akan kembali mencoba datang untuk bisa merasakan mie ayam legendaris itu.
"Masih ingin. Tapi belum tahu kapan ke sana lagi," ujarnya.
Sedangkan pengalaman detikcom, sudah menikmati Mie Ayam Tumini sejak tahun 2004. Saat itu warung Mie Ayam Tumini belum seramai saat ini. Namun sejak maraknya media sosial dan pemberitaan media, mie ayam ini diincar oleh penikmat kuliner di Yogyakarta.
Antrean tempat duduk pasti selalu ada. Namun pelayanannya terbilang cepat. Rasa manis kuah mie ayam Bu Tumini yang kental disebut-sebut jadi ciri khas mie ayam ini.
Diberitakan sebelumnya, Bu Tumini meninggal dunia setelah sempat mengeluh sesak napas saat makan malam. Tumini dilarikan ke rumah sakit namun tak tertolong jiwanya. Jenazah Tumini dimakamkan di pemakaman umum setempat pada Sabtu (8/2) siang.(dtk)
Loading...
loading...