CMBC Indonesia - Pesawat Airbus 3330-300CEO dengan nomor registrasi PK-LDY milik Batik Air telah menyelesaikan misi kemanusiaan mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan dan kota lain di Provinsi Hubei, Republik Rakyat China.
Pesawat berangkat Sabtu siang (1/2) dari Bandara Indonesia Soekarno Hatta, dan tiba pukul 19.00 waktu setempat di hari yang sama. Setelah semua WNI yang hendak dievakuasi masuk ke dalam pesawat, pesawat kembali tinggal landas pukul 4.30 waktu setempat menuju Bandara Internasional Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau.
Pesawat tiba di Batam pukul 8.30 WIB dengan selamat. Semua WNI yang dievakuasi ditransfer ke tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara yang terdiri dari dua Boeing dan satu Hercules.
Selanjutnya, Batik Air dengan nomor penerbangan ID-8619 itu menjalani proses sterilisasi agar dapat dipergunakan lagi.
Menurut Kementerian Perhubungan, proses sterilisasi itu akan diawasi dengan sangat serius.
"Kami akan mengawasi proses mitigasi pesawat agar bersih dari kuman virus Korona " ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan pesawat Batik Air itu diparkir pada area yang berjauhan dengan pesawat yang lain (isolated area).
Lalu pesawat harus dipastikan dalam kondisi kosong. Hanya ada petugas khusus yang akan melakukan kegiatan disinfeksi atau dekontaminasi. Petugas khusus ini menggunakan alat pelindung diri lengkap.
Disebutkan bahwa bagian pesawat utama yang akan dilakukan disinfeksi adalah kabin dan kargo atau bagasi.
Setelah semua petugas dan peralatan disiapkan maka dilakukan kegiatan disinfeksi dengan menggunakan dry fogger yang diisi dengan bahan disinfektan khusus (netbiokem).
Setelah itu, butiran uap dari alat fogger tersebut diharapkan dapat melingkupi seluruh area yang ada dalam kabin dan bagian kargo. Setelahnya, diamkan selama minimal 10 menit.
Setelah contact time berakhir, maka pada area tempat duduk yang ditempati penumpang terjangkit atau terpapar dilakukan usapan dengan menggunakan lap pendekontaminasi kering (fibertect) untuk memastikan bebas dari residu hama/kuman.
Adapun pada bagian permukaan luar pesawat dilakukan disinfeksi dengan penyemprotan.
“Setelah pesawat dinyatakan bebas dari virus korona oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan, barulah pesawat ditarik ke hanggar untuk dilakukan perawatan lebih lanjut,” ujar Novie lagi dalam keterangan yang diterima redaksi beberapa saat lalu. (*)
Loading...
loading...