CMBC Indonesia - Sempat terjadi perdebatan antara Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly dan anggota Komisi III DPR RI fraksi Demokrat, Benny K Harman saat rapat kerja antara Komisi III DPR dan Kemenkumham di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2).
Yasonna Laoly bersikukuh sistem informasi menejemen keimigrasian (SIMKIM) terjadi kesalahan yang menyebut tanggal 16 Januari 2020 Harun Masiku masih berada di luar negeri.
Hal itu pun janggal jika dibandingkan dengan hasil investigasi media massa Tempo yang menunjukkan Harun Masiku terekam CCTV melintas di Terminal 2F Bandara Soekaro-Hatta pada 7 Januari 2020.
"Data Tempo itu dapat dari mana?" tanya Benny Harman.
Menjawab pertanyaan Benny, Yasonna Laoly menegaskan data yang diperoleh Tempo yakni CCTV diperoleh dari PT Angkasa Pura II, sedangkan dirinya mendapatkan informasi dari pihak Imigrasi yang belakangan diklaim terjadi kerusakan SIMKIM.
" Jadi data Angkasa Pura menunjukkan, mereka (Tempo) memungkinkan meminta ke Angkasa Pura," tegas Yasonna Laoly.
Yasonna Laoly mengatakan, pihaknya sempat menghubungi pihak Angkasa Pura II namun gagal mendapatkan rekaman CCTV.
"Pada hari Minggu bahkan Kemenkumham melalui Kakanwil Imigrasi meminta dokumen CCTV ke Angkasa Pura tidak diberikan dengan alasan libur kerja," ujarnya.
Kemudian Benny Harman menyindir Yasonna Laoly yang tetap bersikukuh bahwa dirinya mendapatkan informasi yang salah lantaran dan berbeda dengan Tempo.
"Kesimpulan saya Pak Menteri tidak salah, karena sumber dia adalah alat tadi. Kan begitu, CCTV itulah sumbernya Tempo. Makanya saya usulkan Pak Ketua (Komisi III) panggil Angkasa Pura, yang benar itu mana. Jangan sampai seperti yang saya bilang, ada dua Dirjen Imigrasi, ya kan," pungkasnya.(rmol)
Yasonna Laoly bersikukuh sistem informasi menejemen keimigrasian (SIMKIM) terjadi kesalahan yang menyebut tanggal 16 Januari 2020 Harun Masiku masih berada di luar negeri.
Hal itu pun janggal jika dibandingkan dengan hasil investigasi media massa Tempo yang menunjukkan Harun Masiku terekam CCTV melintas di Terminal 2F Bandara Soekaro-Hatta pada 7 Januari 2020.
"Data Tempo itu dapat dari mana?" tanya Benny Harman.
Menjawab pertanyaan Benny, Yasonna Laoly menegaskan data yang diperoleh Tempo yakni CCTV diperoleh dari PT Angkasa Pura II, sedangkan dirinya mendapatkan informasi dari pihak Imigrasi yang belakangan diklaim terjadi kerusakan SIMKIM.
" Jadi data Angkasa Pura menunjukkan, mereka (Tempo) memungkinkan meminta ke Angkasa Pura," tegas Yasonna Laoly.
Yasonna Laoly mengatakan, pihaknya sempat menghubungi pihak Angkasa Pura II namun gagal mendapatkan rekaman CCTV.
"Pada hari Minggu bahkan Kemenkumham melalui Kakanwil Imigrasi meminta dokumen CCTV ke Angkasa Pura tidak diberikan dengan alasan libur kerja," ujarnya.
Kemudian Benny Harman menyindir Yasonna Laoly yang tetap bersikukuh bahwa dirinya mendapatkan informasi yang salah lantaran dan berbeda dengan Tempo.
"Kesimpulan saya Pak Menteri tidak salah, karena sumber dia adalah alat tadi. Kan begitu, CCTV itulah sumbernya Tempo. Makanya saya usulkan Pak Ketua (Komisi III) panggil Angkasa Pura, yang benar itu mana. Jangan sampai seperti yang saya bilang, ada dua Dirjen Imigrasi, ya kan," pungkasnya.(rmol)
Loading...
loading...