CMBC Indonesia - Organisasi pencari jejak makhluk luar angkasa, Seti Institute, siap mengirim mata-mata ke luar angkasa melalui pengembangan sebuah teknik untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan. Hal ini untuk menunjukkan kemungkinan adanya makhluk asing di luar Bumi seperti alien.
Sebutannya adalah 'tanda-tanda teknologi' berkisar mengenai komposisi kimia atmosfer planet hingga emisi laser, dan struktur orbit pada bintang lainnya. Para Ilmuwan Seti merencanakan menggandeng teleskop Very Large Array (VLA) di Meksiko.
Teleskop ini akan memberikan data ke sistem pencarian technosignature atau tanda atau hal apapun yang bisa memberikan bukti ilmiah akan adanya teknologi masa lalu atau masa depan, seperti dikutip dari The Sun, Rabu, 19 Februari 2020.
Direktur National Radio Astronomy Observatory di Virginia Amerika Serikat, Tony Beasley, mengatakan penentuan apakah manusia sendirian di alam semesta merupakan pertanyaan paling menarik dalam sains.
"Ketika VLA melakukan pengamatan ilmiah seperti biasa, sistem baru akan memungkinkan penggunaan tambahan dan penting digunakan untuk data yang sedang dikumpulkan," kata Beasley.
Selain itu, para ilmuwan ini juga sedang mengembangkan model komputer untuk simulasi lingkungan luar angkasa. Dengan begitu membantu mendukung pencarian di masa depan atas planet yang siap dihuni dan kehidupan di luar Tata Surya.
Menurut Peneliti Utama Virtual Planetary Laboratory NASA di Universitas Washington, Victoria Meadows, mengatakan teleskop berikutnya bisa mengamati atmosfer planet seukuran Bumi yang mengorbit dekat dengan bintang dingin.
"Jadi sangat penting mengerti cara terbaik untuk mengenali tanda-tanda tempat layak huni dan kehidupan di planet-planet tersebut," tutur dia. Sebelumnya, para astronom di Kanada menerima sinyal radio misterius dari tempat nun jauh di angkasa yang disebut fast radio burst (FRB).
Temuan ini bukanlah sesuatu yang istimewa karena telah diketahui selama beberapa waktu. Namun yang aneh adalah ini pertama kalinya mereka menemukan pola sinyal tersebut.
Biasanya sinyal tersebut berasal dari berbagai bagian langit, berupa pancaran radiasi yang sangat besar di luar angkasa yang hanya bertahan beberapa milidetik sebelum terdeteksi di Bumi.
Namun, Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME) telah menemukan bahwa satu sinyal khusus, yang dikenal sebagai FRB 180916.J0158+65, memiliki pola yang sama.
Para astronom Kanada mengaku telah mengamati pola ini selama total 409 hari dan mengunggah temuan mereka ke situs web akademik arXiv untuk diteliti.[vv]
Loading...
loading...