CMBC Indonesia - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal penyelenggaraan Formula E. Ajang olahraga otomotif itu menjadi kontroversial karena hendak digelar di arena Monas.
Megawati yang juga Presiden ke-5 RI ini menyampaikan pandangannya soal isu yang hangat diperbincangkan ini. Dia penasaran dengan keputusan Anies yang memilih Monas sebagai lokasi balapan kendaraan listrik itu.
"Nah, Gubernur DKI ini tahu apa tidak, kenapa sih kalau mau bikin Formula E itu, kenapa sih harus di situ (di Monas)? Kenapa sih nggak di tempat lain? Kan begitu, peraturan itu ya peraturan, kalian juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan," ujar Megawati di kantor PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Megawati mengatakan Monas merupakan cagar budaya sehingga pada ruang lingkup Monas tidak boleh dipergunakan untuk kegiatan apa pun. Namun kritik ini bukan dia tujukan sebagai jalan perseteruan dengan Anies.
"Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya, garis bawahi, tapi jangan pula saya dibentur-benturkan (dengan) Pak Anies, bahwa Monas itu adalah sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya, artinya tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga, rumah saya itu masuk dalam cagar budaya DKI, saya kalau mau betulin (renovasi), mesti izin, karena ada hal-hal yang tidak ada dalam arsitektur rumah yang lain," kata Megawati.
Megawati bercerita bahwa Monas adalah kebanggaan bersejarah Indonesia. Pada zaman Orde Baru, Monas pernah disebut sebagai proyek mercusuar Bung Karno, ayah Megawati.
Formula E di Monas akan digelar pada 6 Juni 2020 nanti. Pemilihan tanggal dan tempat disebut telah melalui proses diskusi yang panjang. 6 Juni dipilih karena merupakan hari lahir Presiden Pertama Indonesia, Sukarno.
Deputy Director Communications Formula E Indonesia Hilbram Dunar mengungkapkan alasan Formula E digelar di Monas. Kata dia, Monas adalah lokasi yang ikonik. Hingga kini, dia juga belum menyebut opsi rute alternatif.
Menurut dia, ikon suatu kota juga memberikan keindahan saat pengambilan gambar. Bangunan ikonik akan menjadi latar utama saat media massa menyiarkan Formula E. Karena itulah Monas dipilih. Direktur Operasional PT Jakarta Propertindo (JakPro) Muhammad Taufiqurrachman memastikan bahwa pelaksanaan Formula E menaati UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Taufiq mengatakan Formula E akan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana.
"Kita menghormati masukan dari Ibu Mega dan Pak Sandiaga. Kita masih tetap dalam rencana semula, dan dalam pelaksanaannya menaati persyaratan yang ada di UU Cagar Budaya No 11 Tahun 2010, yaitu untuk pariwisata dan pelestarian cagar budaya," ujar Taufiq saat dihubungi, Rabu (19/2).
Gerinda DKI Jakarta membela Anies terkait Megawati yang mempertanyakan Formula E digelar di Monas. Gerindra menilai yang perlu dilakukan hanya menjelaskan soal titik cagar budaya di kawasan Monas. Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, mengatakan yang menjadi cagar budaya hanya bagian Tugu Monas. Sedangkan kawasan lainnya tak masuk cagar budaya.
"Kan tugunya (yang jadi cagar budaya). (kawasan) nggak, kalau kawasan semua cagar budaya, kenapa itu dibikin jalanan (di dalam kawasan)," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (20/2).
Gubernur terdahulu, Soetiyoso, dikatakannya bisa membangun pagar di Monas lewat proyek revitalisasi. Maka aktivitas pembanguan dan aktivitas lain di kawasan Monas bisa saja dilakukan, selagi tidak merusak. Namun, Taufik menyebut tidak salah Megawati berkomentar soal Formula E di Monas. Jakarta disebut Taufik sebagai tempat semua orang.
"Boleh saja, Jakarta tempat semua tokoh. Sebagai warga Jakarta, berhak. Kan bukan menolak itu, mempertanyakan. Mempertahankan itu, maka perlu ada jawaban. Ada pertanyakan di Monas, maka dijawab dong," ucap Taufik.(dtk)
Megawati yang juga Presiden ke-5 RI ini menyampaikan pandangannya soal isu yang hangat diperbincangkan ini. Dia penasaran dengan keputusan Anies yang memilih Monas sebagai lokasi balapan kendaraan listrik itu.
"Nah, Gubernur DKI ini tahu apa tidak, kenapa sih kalau mau bikin Formula E itu, kenapa sih harus di situ (di Monas)? Kenapa sih nggak di tempat lain? Kan begitu, peraturan itu ya peraturan, kalian juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan," ujar Megawati di kantor PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Megawati mengatakan Monas merupakan cagar budaya sehingga pada ruang lingkup Monas tidak boleh dipergunakan untuk kegiatan apa pun. Namun kritik ini bukan dia tujukan sebagai jalan perseteruan dengan Anies.
"Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya, garis bawahi, tapi jangan pula saya dibentur-benturkan (dengan) Pak Anies, bahwa Monas itu adalah sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya, artinya tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga, rumah saya itu masuk dalam cagar budaya DKI, saya kalau mau betulin (renovasi), mesti izin, karena ada hal-hal yang tidak ada dalam arsitektur rumah yang lain," kata Megawati.
Megawati bercerita bahwa Monas adalah kebanggaan bersejarah Indonesia. Pada zaman Orde Baru, Monas pernah disebut sebagai proyek mercusuar Bung Karno, ayah Megawati.
Formula E di Monas akan digelar pada 6 Juni 2020 nanti. Pemilihan tanggal dan tempat disebut telah melalui proses diskusi yang panjang. 6 Juni dipilih karena merupakan hari lahir Presiden Pertama Indonesia, Sukarno.
Deputy Director Communications Formula E Indonesia Hilbram Dunar mengungkapkan alasan Formula E digelar di Monas. Kata dia, Monas adalah lokasi yang ikonik. Hingga kini, dia juga belum menyebut opsi rute alternatif.
Menurut dia, ikon suatu kota juga memberikan keindahan saat pengambilan gambar. Bangunan ikonik akan menjadi latar utama saat media massa menyiarkan Formula E. Karena itulah Monas dipilih. Direktur Operasional PT Jakarta Propertindo (JakPro) Muhammad Taufiqurrachman memastikan bahwa pelaksanaan Formula E menaati UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Taufiq mengatakan Formula E akan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana.
"Kita menghormati masukan dari Ibu Mega dan Pak Sandiaga. Kita masih tetap dalam rencana semula, dan dalam pelaksanaannya menaati persyaratan yang ada di UU Cagar Budaya No 11 Tahun 2010, yaitu untuk pariwisata dan pelestarian cagar budaya," ujar Taufiq saat dihubungi, Rabu (19/2).
Gerinda DKI Jakarta membela Anies terkait Megawati yang mempertanyakan Formula E digelar di Monas. Gerindra menilai yang perlu dilakukan hanya menjelaskan soal titik cagar budaya di kawasan Monas. Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik, mengatakan yang menjadi cagar budaya hanya bagian Tugu Monas. Sedangkan kawasan lainnya tak masuk cagar budaya.
"Kan tugunya (yang jadi cagar budaya). (kawasan) nggak, kalau kawasan semua cagar budaya, kenapa itu dibikin jalanan (di dalam kawasan)," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (20/2).
Gubernur terdahulu, Soetiyoso, dikatakannya bisa membangun pagar di Monas lewat proyek revitalisasi. Maka aktivitas pembanguan dan aktivitas lain di kawasan Monas bisa saja dilakukan, selagi tidak merusak. Namun, Taufik menyebut tidak salah Megawati berkomentar soal Formula E di Monas. Jakarta disebut Taufik sebagai tempat semua orang.
"Boleh saja, Jakarta tempat semua tokoh. Sebagai warga Jakarta, berhak. Kan bukan menolak itu, mempertanyakan. Mempertahankan itu, maka perlu ada jawaban. Ada pertanyakan di Monas, maka dijawab dong," ucap Taufik.(dtk)
Loading...
loading...