CMBC Indonesia - Pernyataan Presiden Joko Widodo untuk tidak kufur nikmat atas pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,02 persen di tahun 2019 menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.
"Jokowi dari statemen tersebut menunjukkan ketidakmampuan meningkatkan ekonomi negara, sekaligus mengakui jika kondisi kian sulit dikendalikan," ucap pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, Minggu (9/2).
Pernyataan tersebut pun dinilai kontras dengan narasi Jokowi saat kampanye sebelumnya yang mengklaim mampu meningkatkan ekonomi Tanah Air.
Oleh karenanya, pemilihan kata 'kufur nikmat' dinilai sengaja dipilih Jokowi lantaran sadar pertumbuhan ekonomi saat ini berbanding terbalik dengan janji-janjinya semasa memperebutkan kursi RI 1.
"Ini berbeda dengan pernyataan terdahulu yang masih bisa berdalih ekonomi akan meningkat nanti, kata nanti tidak bisa digunakan lagi. Untuk itu, ujaran personal itu muncul," tandasnya. (*)
Loading...
loading...