CMBC Indonesia - Rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo menggelontorkan uang Rp 72 miliar untuk influencer di sektor pariwisata dinilai semakin tidak berguna setelah dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) positif Virus Corona Baru atau Covid-19.
Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Satyo Purwanto mengatakan, rencana pemerintahan menggelontorkan miliaran rupiah tersebut sangat tidak berguna untuk meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata dampak virus Corona.
"Memang gak berguna, menjamin situasi adalah tugas pemerintah dan itu termanifest dalam kebijakan," ucap Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/3).
Seharusnya kata Satyo, pemerintah Indonesia menutup seluruh pintu keluar masuk Indonesia untuk mencegah seseorang membawa virus Corona ke Indonesia yang dikhawatirkan akan kembali menyebar ke Indonesia setelah Warga Negara (WN) Jepang lolos dari pantauan pemerintah.
Bahkan, bebas visa dari seluruh negara asing harus segera dihentikan lantaran tidak berguna disaat kondisi seperti saat ini.
Aturan bebas visa dari seluruh negara asing distop dulu, gak berguna juga saat ini, karena transaksi ekonomi saat ini lebih menggunakan media virtual justru akses langsung sedang dikurangi," pungkasnya. (Rmol)
Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Satyo Purwanto mengatakan, rencana pemerintahan menggelontorkan miliaran rupiah tersebut sangat tidak berguna untuk meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata dampak virus Corona.
"Memang gak berguna, menjamin situasi adalah tugas pemerintah dan itu termanifest dalam kebijakan," ucap Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/3).
Seharusnya kata Satyo, pemerintah Indonesia menutup seluruh pintu keluar masuk Indonesia untuk mencegah seseorang membawa virus Corona ke Indonesia yang dikhawatirkan akan kembali menyebar ke Indonesia setelah Warga Negara (WN) Jepang lolos dari pantauan pemerintah.
Bahkan, bebas visa dari seluruh negara asing harus segera dihentikan lantaran tidak berguna disaat kondisi seperti saat ini.
Aturan bebas visa dari seluruh negara asing distop dulu, gak berguna juga saat ini, karena transaksi ekonomi saat ini lebih menggunakan media virtual justru akses langsung sedang dikurangi," pungkasnya. (Rmol)
Loading...
loading...