Oleh: M Rizal Fadillah
Corona merajalela. Indonesia mulai jujur akan wabah yang melanda. Korban diakui keberadaannnya. Semua seperti dibuat siaga. Yang “ketakutan” juga termasuk istana kepresidenan hingga pemeriksaan pun diperketat. Siapapun yang masuk area apalagi ruang istana didahului pemeriksaan suhu dengan thermal scanner. Menteri tak terkecuali. Ketika hasilnya normal ceritalah bahagia kepada pers.
Sementara itu keketatan belum terinformasikan untuk bandara, pelabuhan, terminal, ataupun stasiun. Juga di pasar atau tempat dimana orang banyak berkumpul. Maklum untuk itu dipastikan biaya tinggi dan uang negara sedang “seret”.
Istana menjadi kejaran pasukan corona sebagaimana negara Iran. Anggota Dewan Penasehat Presiden Ali Khamenei yang bernama Mohammad Mirmohammadi tewas di rumah sakit. Sebelumnya tokoh spiritual istana Hadi Khoroshasi juga tewas. Sedangkan Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar dan Wakil Menkes Iraj Harirchi masih dirawat intensif di rumah sakit Teheran.
Mengingat istana juga target si virus nakal maka pengamanan diperketat. Kadang lucu juga mengenang hari hari kemarin yang begitu longgar dan santai mengantisipasi wabah hingga perlu ditegur dulu oleh pemimpin negara Eropa, Amerika, atau Saudi Arabia. Pemerintah Indonesia dianggap abai. Bahkan Menkes Terawan yang semestinya peka justru yang paling “welcome” pada pendatang asing. “tourist first”.
Kini khawatir terhadap penyusupan corona ke istana. Menghadapi ini komentar netizen beragam dari yang memaklumi hingga menyindir. Salah satunya komentar agar Pak Jokowi tak perlu takut tertular karena toh sudah terbiasa untuk “cuci tangan”.
Soal corona menjadi pintu rawan sindiran publik pada istana. Karena memang bertolak belakang dengan situasi dan sikap sebelumnya. Ketika Gubernur Anies sigap mencegah justru dikritisi tajam oleh Menkes. Lucunya Menkes ngomong Covid 19 adalah virus biasa yang setara “self limited disease” yang akan sembuh sendiri. Weleh.
Seharusnya yang pertama diumumkan adalah kesehatan Presiden terutama suhu tubuh. Begitu juga dengan Wapres agar istana memang betul betul steril “dari atas” sehingga para Menteri atau siapun yang bertamu akan merasa aman. Karena dahulu yang terpublikasi adalah “rangkulan” Presiden dengan petinggi Republik Rakyat China.
Rakyat tentu berharap semua tenang. Jangan sampai kepanikan justru diperlihatkan oleh istana itu sendiri. Ruang istana yang berubah menjadi “Panic Room” karya David Fincher. (*)
Loading...
loading...