CMBC Indonesia - Target kemiskinan menjadi 0 persen pada 2024 yang didengungkan Presiden Joko Widodo dinilai tidak akan terjadi. Ini lantaran pemerintah masih belum mampu mengangkat kualitas hidup rakyat Indonesia.
Begitu kata analis politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).
"Kemiskinan 0 persen itu tidak mungkin ada, karena di Indonesia kemiskinan itu struktural, beberapa hasil dari diskriminasi golongan entah etnis, agama atau bahkan orang miskin itu sendiri," ujarnya.
Terlepas dari itu, Geradi mengatakan bahwa kemiskinan itu tetap ada di sebuah negara maju sekalipun. Bagi negara maju, yang dilakukan pemerintah adalah mengupayakan peningkatan kualitas hidup rakyatnya.
Hal ini tentu berbeda dengan di Indonesia. Di mana upaya dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat tidak dilakukan secara maksimal. Bahkan, kata dia, masih banyak persoalan mengenai pelayanan publik yang belum mampu diatasi dengan baik.
“Program jaminan kesejahteraan seperti kesehatan saja masih berantakan. Apalagi ditambah diskriminasi yang masih terjadi di negara kita," terang Geradi.(rmol)
Begitu kata analis politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/3).
"Kemiskinan 0 persen itu tidak mungkin ada, karena di Indonesia kemiskinan itu struktural, beberapa hasil dari diskriminasi golongan entah etnis, agama atau bahkan orang miskin itu sendiri," ujarnya.
Terlepas dari itu, Geradi mengatakan bahwa kemiskinan itu tetap ada di sebuah negara maju sekalipun. Bagi negara maju, yang dilakukan pemerintah adalah mengupayakan peningkatan kualitas hidup rakyatnya.
Hal ini tentu berbeda dengan di Indonesia. Di mana upaya dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat tidak dilakukan secara maksimal. Bahkan, kata dia, masih banyak persoalan mengenai pelayanan publik yang belum mampu diatasi dengan baik.
“Program jaminan kesejahteraan seperti kesehatan saja masih berantakan. Apalagi ditambah diskriminasi yang masih terjadi di negara kita," terang Geradi.(rmol)
Loading...
loading...