Oleh: Tarmidzi Yusuf
Ternyata tidak hanya saya yang memprediksi Jokowi bakal lengser. Syahganda Nainggolan memprediksi hal yang sama.
Estimasi Syahganda Nainggolan, Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang- Merauke Circle (SMC) Jokowi bakal lengser 6 bulan lagi.
Dalam tulisan saya kemarin, (Ahok Putera Mahkota Jokowi, 6 Rajab 1441/1 Maret 2020) saya telah memprediksi bakal jatuhnya Jokowi. Beratnya beban ekonomi dan kondisi keuangan negara yang ‘defisit’ bakal menyebabkan terjungkalnya Jokowi.
Mega proyek kereta cepat Jakarta – Bandung resmi berhenti. Apa kabar MRT Jabotabek? Alasannya, amdal (analisa mengenai dampak lingkungan) dan menyebabkan banjir. Proyek prestisius menelan anggaran Rp 87 triliun tanpa amdal.
Menyebabkan banjir. Masa’ sih proyek sebesar itu tanpa amdal…Luar biasa
Apa jadinya jika omnibus law RUU Cipta Kerja disahkan. Demi alasan investasi, amdal tidak diperlukan lagi. Rezim Jokowi terkesan tidak ramah lingkungan dan tidak bersahabat dengan alam.
Investasi telah menabrak banyak aturan ingin mendapat penbenaran hukum melalui omnibus law RUU Cipta Kerja.
Kontradiksi antara keinginan rezim Jokowi memberi payung hukum tanpa amdal sementara mega proyek kereta cepat Jakarta – Bandung dihentikan.
Jangan-jangan alasan penyebab banjir hanya kamuflase untuk menutupi kondisi nyata keuangan negara.
Negara tidak punya uang untuk menbiayai kereta cepat Jakarta – Bandung. Sedangkan ekonomi China mengalami pukulan telak. Uang proyek belum cair.
Kondisi ini nyambung bila kita hubungkan dengan statement Menteri Keuangan Sri Mulyani Inderawati. SMI ‘mules’ mendengar janji-janji Jokowi saat kampanye Pilpres 2019 kemarin.
Negara tidak punya uang untuk mendanai janji kampanye Jokowi. Ingkar janji lagi dong.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika makin jeblok. Hari ini dolar Amerika telah menyentuh level Rp 14.414.
Sedangkan indeks saham mengalami koreksi hingga ke level Rp 5.400-an akhir pekan ini
Bisa kita bayangkan bila ekonomi global mengalami krisis. Ekonomi China morat marit akibat virus corona yang dalam 6 tahun terakhir, Jokowi sangat tergantung pada China.
Krisis ekonomi 2020 mengancam posisi Jokowi ditengah-tengah pudarnya kepercayaan publik terhadap Jokowi. Apalagi Jokowi dan tim ekonominya belum punya formula yang tepat untuk memperbaiki terpuruknya ekonomi Indonesia.
Bukannya ekonomi Indonesia tumbuh makin baik. Malah makin terpuruk. Beberapa pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya 4,7% dari sebelumnya 5,02% pada 2019.
Sebenarnya masalah terbesar Indonesia bukanlah pada terpuruknya ekonomi Indonesia. Lebih kepada figur seorang Jokowi tidak mampu memikul beban dan tantangan Indonesia.
Jokowi bukanlah orang yang tepat pada posisi Presiden. Kita tunggu dalam hitungan bulan kejatuhan Jokowi. (*)
Loading...
loading...