CMBC Indonesia - Afrika diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan domestik bruto (PDB) sekitar 5 hingga 8 persen akibat pandemik virus corona baru.
Sebuah studi berjudul "Tackling Covid-19 in Africa" yang dirilis oleh McKinsey&Company mengungkapkan, ekonomi Afrika dapat mengalami kerugian sekitar 90 hingga 200 miliar dolar AS pada 2020.
Kerugian ini sebagian besar dipicu oleh pemotongan pengeluaran swastadan larangan bepergian, gangguan rantai pasokan, penurunan permintaan ekspor non-minyak, hingga penundaan dan pembatalan investasi asing.
Dan sebanyak 15 persen dikarenakan efek harga minyak.
"Afrika kemungkinan akan mengalami penundaan atau pengurangan investasi asing langsung (FDI) karena mitra dari benua lain mengalihkan modal secara lokal," jelas studi tersebut.
Menurut studi tersebut, beberapa negara di Afrika kemungkinan bisa mendapatkan dampak yang sangat buruk, kecuali Nigeria, Afrika Selatan, dan Kenya.
"Jika para pemimpin lintas sektor menerjemahkan tekad mereka yang sudah terbukti menjadi tindakan yang lebih bertarget dan kolaboratif dalam beberapa minggu mendatang, kami percaya mereka dapat membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi dampak ekonomi dari pandemik ini," kata studi tersebut.
"Untuk membantu mereka melakukannya, kami menyarankan kerangka kerja pengorganisasian untuk tindakan," lanjut studi tersebut seperti yang dikutip AA.
Guna meminimalisir dampak buruk tersebut, studi tersebut menyarankan negara-negara Afrika untuk mengeluarkan paket stimulus.
Studi itu juga merekomendasikan "Dana Solidaritas Afrika" yang memungkinkan bisnis dan individu untuk berkontribui pada bantuan untuk rumah tangga.
Lebih lanjut, dana likuiditas untuk sektor swasta dapat didirikan untuk menawarkan hibah, pinjaman atau hutang untuk pertukaran modal untuk mendukung bisnis dan membatasi kehilangan pekerjaan.
Karena permintaan untuk alat pelindung diri terhadap virus meningkat, studi itu juga menyarankan pemerintah untuk membentuk platform bersama untuk pengadaan pasokan medis dan peralatan untuk memerangi pandemi.(rmol)
Sebuah studi berjudul "Tackling Covid-19 in Africa" yang dirilis oleh McKinsey&Company mengungkapkan, ekonomi Afrika dapat mengalami kerugian sekitar 90 hingga 200 miliar dolar AS pada 2020.
Kerugian ini sebagian besar dipicu oleh pemotongan pengeluaran swastadan larangan bepergian, gangguan rantai pasokan, penurunan permintaan ekspor non-minyak, hingga penundaan dan pembatalan investasi asing.
Dan sebanyak 15 persen dikarenakan efek harga minyak.
"Afrika kemungkinan akan mengalami penundaan atau pengurangan investasi asing langsung (FDI) karena mitra dari benua lain mengalihkan modal secara lokal," jelas studi tersebut.
Menurut studi tersebut, beberapa negara di Afrika kemungkinan bisa mendapatkan dampak yang sangat buruk, kecuali Nigeria, Afrika Selatan, dan Kenya.
"Jika para pemimpin lintas sektor menerjemahkan tekad mereka yang sudah terbukti menjadi tindakan yang lebih bertarget dan kolaboratif dalam beberapa minggu mendatang, kami percaya mereka dapat membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi dampak ekonomi dari pandemik ini," kata studi tersebut.
"Untuk membantu mereka melakukannya, kami menyarankan kerangka kerja pengorganisasian untuk tindakan," lanjut studi tersebut seperti yang dikutip AA.
Guna meminimalisir dampak buruk tersebut, studi tersebut menyarankan negara-negara Afrika untuk mengeluarkan paket stimulus.
Studi itu juga merekomendasikan "Dana Solidaritas Afrika" yang memungkinkan bisnis dan individu untuk berkontribui pada bantuan untuk rumah tangga.
Lebih lanjut, dana likuiditas untuk sektor swasta dapat didirikan untuk menawarkan hibah, pinjaman atau hutang untuk pertukaran modal untuk mendukung bisnis dan membatasi kehilangan pekerjaan.
Karena permintaan untuk alat pelindung diri terhadap virus meningkat, studi itu juga menyarankan pemerintah untuk membentuk platform bersama untuk pengadaan pasokan medis dan peralatan untuk memerangi pandemi.(rmol)
Loading...
loading...