CMBC Indonesia - Ribuan warga di Jember melaksanakan Salat Id lebih awal. Sayangnya, salat digelar tanpa mengindahkan protokol kesehatan di tengah pandemi wabah Corona.
Salat berjamaah itu digelar di lingkungan masjid Pondok Pesantren (Ponpes) Mahfilud Duror di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk. Imam dan Khatib dipimpin langsung Pengasuh Ponpes Mahfilud Duror, KH Ali Wafa.
Dikonfirmasi usai salat Id, KH Ali Wafa mengaku sebelumnya sudah meminta masyarakat salat Id di rumah masing-masing. Namun masyarakat menolak dengan alasan tidak tahu tata cara salat Id di rumah bersama keluarga.
"Ini bapak-bapak dan ibu-ibu (sudah disarankan) untuk salat Id di rumah. Lah iya kalau tahu (cara) mengimami pak kiai. Jangankan mengimami, baca khotbahnya saja tidak tahu'," kata pria yang karib disapa Lora Ali ini menirukan jawaban jemaahnya.
Demikian juga dengan penggunaan masker. Lora Ali juga telah mengimbau jemaah agar memakai masker. Namun sebagian besar tetap tak memakainya.
"Sudah saya sampaikan, bahkan juga sudah disosialisasikan kepada jemaah saya, untuk memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, bahkan saya siapkan (bilik) disinfektan, tapi mereka tidak mau memakai masker," ucapnya.
Alasannya, kata Lora Ali, jemaah mengaku tidak memiliki. Bahkan mereka balik menjawab, seharusnya pemerintah menyiapkan masker di lokasi salat.
"Kalau pemerintah ngeman (perhatian) dengan masyarakatnya, kan tidak punya masker, ya (pemerintah) nyiapkan masker. Itu yang dikatakan waktu saya minta mereka pakai masker," sambungnya.
Lora Ali pun akhirnya mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Sebab semua imbauan sudah dilakukan. Bahkan juga mengenai menjaga jarak antarjemaah juga tak dilakukan.(dtk)
Salat berjamaah itu digelar di lingkungan masjid Pondok Pesantren (Ponpes) Mahfilud Duror di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk. Imam dan Khatib dipimpin langsung Pengasuh Ponpes Mahfilud Duror, KH Ali Wafa.
Dikonfirmasi usai salat Id, KH Ali Wafa mengaku sebelumnya sudah meminta masyarakat salat Id di rumah masing-masing. Namun masyarakat menolak dengan alasan tidak tahu tata cara salat Id di rumah bersama keluarga.
"Ini bapak-bapak dan ibu-ibu (sudah disarankan) untuk salat Id di rumah. Lah iya kalau tahu (cara) mengimami pak kiai. Jangankan mengimami, baca khotbahnya saja tidak tahu'," kata pria yang karib disapa Lora Ali ini menirukan jawaban jemaahnya.
Demikian juga dengan penggunaan masker. Lora Ali juga telah mengimbau jemaah agar memakai masker. Namun sebagian besar tetap tak memakainya.
"Sudah saya sampaikan, bahkan juga sudah disosialisasikan kepada jemaah saya, untuk memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, bahkan saya siapkan (bilik) disinfektan, tapi mereka tidak mau memakai masker," ucapnya.
Alasannya, kata Lora Ali, jemaah mengaku tidak memiliki. Bahkan mereka balik menjawab, seharusnya pemerintah menyiapkan masker di lokasi salat.
"Kalau pemerintah ngeman (perhatian) dengan masyarakatnya, kan tidak punya masker, ya (pemerintah) nyiapkan masker. Itu yang dikatakan waktu saya minta mereka pakai masker," sambungnya.
Lora Ali pun akhirnya mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Sebab semua imbauan sudah dilakukan. Bahkan juga mengenai menjaga jarak antarjemaah juga tak dilakukan.(dtk)
Loading...
loading...