CMBC Indonesia - Anggota Satpol PP Kota Surabaya, Asmadi curhat saat bertemu Habib Umar Assegaf, pengasuh Majelis Roudhotus Salaf Bangil, Pasuruan.
Asmadi mengaku memiliki beban yang cukup berat sejak virus Corona atau Covid-19 mewabah di tanah air.
Sejak Corona mewabah, Asmadi mengaku belum pernah bertemu dengan orang tuanya. Padahal, rumah orang tuanya hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya.
Ia tak bisa mengunjungi orang tuanya karena setiap hari Asmadi harus menjalankan tugas sebagai anggota Satpol PP.
Selain itu, Asmadi juga dilarang oleh adik-adiknya untuk bertemu orang tua karena khawatir membawa virus Corona.
“Saya hanya 4 kilometer dari orang tua saya dan saya belum pernah ketemu sampai sekarang, karena adek-adek saya melarang untuk ketemu dengan abah saya karena sudah rentan, umurnya 86 tahun,” ucap Asmadi dalam video yang dibagikan Abubakar Assegaf, Sabtu (23/5/2020).
Asmadi yang berdiri di samping Kapores Pasuruan, AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, beban berat itulah yang membuatnya mudah emosi.
Asmadi meluapkan emosinya saat mendapati Habib Umar Assegaf melanggar PSBB di exit tol Satelit. Saat itu, Asmadi dan Habib Umar cekcok hingga baku hantam.
Menurut Asmadi, setiap hari dia harus stand by di cek point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di exit tol Satelit Surabaya.
Dia bertanggung jawab atas pelayanan masyarakat yang hendak keluar masuk di Kota Surabaya melalui exit tol Satelit.
“Saya ini jarang pulang, selalu stand by di sana karena saya selaku perwira pengendali di exit tol Satelit itu yang memang penuh dengan pelayanan dengan masyarakat,” kata Asmadi.
Ia menyebut bahwa misi Kota Surabaya adalah melindungi warga, termasuk juga melindungi masyarakat yang akan berkunjung ke Surabaya.
Asmadi menyampaikan permohonan maaf kepada Habib Umar Assegaf dan seluruh jamaah majelis Roudhotus Salaf di seluruh Indonesia.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon habib dan keluarga, termasuk juga Habib Umar bin Abdullah Assegaf, termasuk jamaah-jamaah beliau di majelis taqlim Roudhotus Salaf Bangil bisa memaafkan saya, karena kita manusia tempatnya khilaf dan dosa,” tandas Asmadi.
Habib Umar menerima permintaan maaf Asmadi. Keduanya pun saling memaafkan dan berdamai di depan Kapolres Pasuruan, AKBP Rofiq Ripto Himawan.
AKBP Rofiq berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang saling memojokkan dan mengungkit kasus Habib Umar dan Asmadi. Sebab, keduanya sudah berdamai.
“Jadi tidak ada lagi saling memojokkan, tidak ada lagi saling menjelekkan, dan mencari kesalahan pihak-pihak yang berperkara, karena kedua belah pihak sudah islah,” katanya.
“Harapan saya, kelompok-kelompok yang memanfaatkan isu ini sudah tidak perlu lagi mengangkat karena sudah tidak ada permasalahan,” tandas AKBP Rofiq.[psid]
Asmadi mengaku memiliki beban yang cukup berat sejak virus Corona atau Covid-19 mewabah di tanah air.
Sejak Corona mewabah, Asmadi mengaku belum pernah bertemu dengan orang tuanya. Padahal, rumah orang tuanya hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya.
Ia tak bisa mengunjungi orang tuanya karena setiap hari Asmadi harus menjalankan tugas sebagai anggota Satpol PP.
Selain itu, Asmadi juga dilarang oleh adik-adiknya untuk bertemu orang tua karena khawatir membawa virus Corona.
“Saya hanya 4 kilometer dari orang tua saya dan saya belum pernah ketemu sampai sekarang, karena adek-adek saya melarang untuk ketemu dengan abah saya karena sudah rentan, umurnya 86 tahun,” ucap Asmadi dalam video yang dibagikan Abubakar Assegaf, Sabtu (23/5/2020).
Asmadi yang berdiri di samping Kapores Pasuruan, AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, beban berat itulah yang membuatnya mudah emosi.
Asmadi meluapkan emosinya saat mendapati Habib Umar Assegaf melanggar PSBB di exit tol Satelit. Saat itu, Asmadi dan Habib Umar cekcok hingga baku hantam.
Menurut Asmadi, setiap hari dia harus stand by di cek point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di exit tol Satelit Surabaya.
Dia bertanggung jawab atas pelayanan masyarakat yang hendak keluar masuk di Kota Surabaya melalui exit tol Satelit.
“Saya ini jarang pulang, selalu stand by di sana karena saya selaku perwira pengendali di exit tol Satelit itu yang memang penuh dengan pelayanan dengan masyarakat,” kata Asmadi.
Ia menyebut bahwa misi Kota Surabaya adalah melindungi warga, termasuk juga melindungi masyarakat yang akan berkunjung ke Surabaya.
Asmadi menyampaikan permohonan maaf kepada Habib Umar Assegaf dan seluruh jamaah majelis Roudhotus Salaf di seluruh Indonesia.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon habib dan keluarga, termasuk juga Habib Umar bin Abdullah Assegaf, termasuk jamaah-jamaah beliau di majelis taqlim Roudhotus Salaf Bangil bisa memaafkan saya, karena kita manusia tempatnya khilaf dan dosa,” tandas Asmadi.
Habib Umar menerima permintaan maaf Asmadi. Keduanya pun saling memaafkan dan berdamai di depan Kapolres Pasuruan, AKBP Rofiq Ripto Himawan.
AKBP Rofiq berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang saling memojokkan dan mengungkit kasus Habib Umar dan Asmadi. Sebab, keduanya sudah berdamai.
“Jadi tidak ada lagi saling memojokkan, tidak ada lagi saling menjelekkan, dan mencari kesalahan pihak-pihak yang berperkara, karena kedua belah pihak sudah islah,” katanya.
“Harapan saya, kelompok-kelompok yang memanfaatkan isu ini sudah tidak perlu lagi mengangkat karena sudah tidak ada permasalahan,” tandas AKBP Rofiq.[psid]
Loading...
loading...