CMBC Indonesia - China akan menginvestasikan sekitar 10 triliunan yuan (1,4 triliun dolar AS) selama enam tahun hingga akhir 2025 untuk mempercepat dunia teknologinya.
Sesuai dengan rencana yang didukung oleh Presiden Xi Jinping, China menyerukan kepada pemerintah kota dan raksasa teknologi tinggi swasta seperti Huawei Technologies untuk membantu membangun jaringan nirkabel 5G, instal kamera dan sensor, dan mengembangkan perangkat lunak AI.
Rencana infrastruktur baru ini diharapkan akan mendorong sebagian besar raksasa lokal, mulai dari Alibaba Group Holding hingga Huawei ke SenseTime Group dengan mengorbankan perusahaan AS.
Ini adalah tekad China dalam mempercepat upayanya untuk jadi pemimpin global dalam dunia teknologi.
Ketika nasionalisme teknologi meningkat, dorongan investasi akan mengurangi ketergantungan China pada teknologi asing. China akan menggemakan tujuan program “Made in China 2025”, seperti dikutip dari SCMP, Kamis (21/5).
Rupanya Amerika Serikat membaca gelagat itu dan membuat Trump mengeluarkan kritikannya. Trump mengambil langkah untuk memblokir kebangkitan perusahaan teknologi China seperti Huawei.
"Tidak ada yang seperti ini sebelumnya, ini adalah langkah China untuk memenangkan perlombaan teknologi global," kata kepala operasi Digital China Holdings Maria Kwok.
Rencana investasi teknologi ini menjadi bagian dari paket fiskal, dan menunggu pengesahan dan penandatanganan oleh legislatif China, pada saat Kongres Rakyat Nasional yang diselenggarakan minggu ini.
Pemerintah diperkirakan akan mengumumkan pendanaan infrastruktur sebanyak 563 miliar dolar AS pada tahun ini, dengan latar belakang kinerja ekonomi terburuk negara itu sejak era Mao.
Namun begitu, Tidak ada jaminan bahwa program ini akan memberikan peremajaan ekonomi yang dijanjikan oleh pendukungnya.
Tidak seperti upaya sebelumnya, infrastruktur digital yang baru diletakkan ini akan membantu para warga China mengembangkan teknologi mutakhir
"Rencana stimulus baru China kemungkinan akan mengarah pada konsolidasi penyedia internet industri, dan dapat menyebabkan munculnya beberapa perusahaan besar yang mampu bersaing dengan para pemimpin global, seperti GE dan Siemens," kata Nannan Kou, kepala penelitian di BloombergNEF, dalam sebuah laporan.
“Tarygabbta adalah pada platform internet-of-things (IoT) industri, karena Cina bertujuan untuk menumbuhkan tiga perusahaan terkemuka dunia di bidang ini pada tahun 2025,” lanjut dia.[rmol]
Loading...
loading...