CMBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2020 hanya tumbuh 2,97 persen. Angka ini terendah sejak 2001. Namun, hal itu dianggap wajar, mengingat pandemi virus corona atau Covid-19.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna virtual, Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung pertumbuhan itu. Di tengah situasi pandemi saat ini, menurut Presiden, bisa dimaklumi. Apalagi justru Indonesia tumbuh dengan positif.
"Walaupun hanya tumbuh 2,97 persen, tapi dibandingkan dengan negara lain yang telah merilis angka pertumbuhannya, kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik," kata Presiden Jokowi, Rabu 6 Mei 2020.
Presiden membandingkan dengan negara-negara lain, yang mengalami kontraksi cukup dalam. Bahkan, pertumbuhannya cenderung negatif. Seperti China yang awalnya pertumbuhannya mencapai 6 persen, kini turun drastis menjadi -6,8 persen.
"Prancis, deltanya -6,25 persen, Hong Kong deltanya 5,90 persen, Spanyol deltanya 5,88 persen, dan Italia deltanya 4,95 persen, tumbuh negatif," kata Jokowi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 tumbuh 2,97 persen secara tahunan. Jauh lebih rendah jika dibandingkan ekonomi kuartal I-2019 yang tumbuh 5,07 persen.
Jika dibandingkan secara kuartalan, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,41 persen. Jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I-2019 yang tumbuh negatif 0,30 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, dengan catatan itu, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp3.922,6 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp2.703,1 triliun.
"Memang kuartal I-2020 ini seperti dialami negara-negara lain, mengalami perlambatan cukup dalam," kata dia saat telekonferensi, Selasa, 5 Mei 2020.(*)
Loading...
loading...