CMBC Indonesia - Keseriusan aparat penegak hukum dalam menangkap kader PDI Perjuangan Harun Masiku semakin dipertanyakan.
Hal ini seiring dengan aksi kepolisian yang cepat menangkap Ferdian Paleka, youtuber yang melakukan prank bantuan berisi sampah.
Sementara di satu sisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih belum mampu menangkap Harun Masiku yang sudah menjadi buron sejak awal bulan lalu.
Harun Masiku merupakan tersangka perkara suap terkait pergantian anggota DPR RI periode 2019-2024. Mantan caleg PDIP itu telah ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020 setelah gagal ditangkap oleh tim tangkap tangan KPK pada 8 Januari 2020.
Dalam kasus ini, KPK hanya mampu menangkap tiga tersangka, yakni Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dan dua Kader PDIP lainnya yakni Saeful Bahri dan Agustiani Tio Fridelina.
Tepat empat bulan pasca OTT tersebut, Harun Masiku tak kunjung berhasil ditangkap KPK meskipun telah meminta bantuan banyak pihak, termasuk kepolisian.
Harun Masiku pun juga telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) setelah diketahui telah kembali ke Indonesia sebelum terjadinya OTT tersebut.
Perburuan Harun Masiku pun cukup menarik perhatian rakyat Indonesia lantaran ia sangat lihai jika benar-benar aparat penegak hukum korupsi tersebut mencari dan berupaya menangkap Harun yang merupakan pelaku yang juga kunci dalam perkara ini.
Padahal, rekannya yakni Saeful Bahri telah memasuki tahap penuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. Saeful hanya dituntut 2,5 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 6 bulan penjara.
Menanggapi hal itu, pakar hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menilai Harun Masiku merupakan sosok yang istimewa dalam perkara ini. Sebab dua institusi penegak hukum diduga enggan menangkapnya.
"Iya karena HM (Harun Masiku) istimewa dan sakti. Kalau tidak sakti dan istimewa pasti sudah ketemu," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/5).
Istimewanya Harun lantaran tak kunjung ditangkap dalam waktu empat bulan ini. Sedangkan youtuber Ferdian Paleka yang merupakan orang biasa bisa sangat cepat ditangkap.
"Itulah anehnya kenapa saya sebut sakti dan istimewa, karena yang lain mudah termasuk Ferdian. Kenapa HM susahnya minta ampun?" herannya
Saiful mengaku tidak heran jika opini di publik menjadi liar lantaran adanya perbedaan sikap terhadap dua tersangka. Padahal, Harun Masiku diduga seorang koruptor yang merugikan keuangan negara.
"Semua akan bertanya-tanya kenapa ini kok beda dan bisa terjadi. Makanya opini publik menjadi liar. Untuk itu, ini ujian bagi penegak hukum untuk membuktikan kalau opini liar itu tidak benar," pungkas Saiful. (Rmol)
Hal ini seiring dengan aksi kepolisian yang cepat menangkap Ferdian Paleka, youtuber yang melakukan prank bantuan berisi sampah.
Sementara di satu sisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih belum mampu menangkap Harun Masiku yang sudah menjadi buron sejak awal bulan lalu.
Harun Masiku merupakan tersangka perkara suap terkait pergantian anggota DPR RI periode 2019-2024. Mantan caleg PDIP itu telah ditetapkan sebagai tersangka pada 9 Januari 2020 setelah gagal ditangkap oleh tim tangkap tangan KPK pada 8 Januari 2020.
Dalam kasus ini, KPK hanya mampu menangkap tiga tersangka, yakni Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dan dua Kader PDIP lainnya yakni Saeful Bahri dan Agustiani Tio Fridelina.
Tepat empat bulan pasca OTT tersebut, Harun Masiku tak kunjung berhasil ditangkap KPK meskipun telah meminta bantuan banyak pihak, termasuk kepolisian.
Harun Masiku pun juga telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) setelah diketahui telah kembali ke Indonesia sebelum terjadinya OTT tersebut.
Perburuan Harun Masiku pun cukup menarik perhatian rakyat Indonesia lantaran ia sangat lihai jika benar-benar aparat penegak hukum korupsi tersebut mencari dan berupaya menangkap Harun yang merupakan pelaku yang juga kunci dalam perkara ini.
Padahal, rekannya yakni Saeful Bahri telah memasuki tahap penuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK. Saeful hanya dituntut 2,5 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 6 bulan penjara.
Menanggapi hal itu, pakar hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menilai Harun Masiku merupakan sosok yang istimewa dalam perkara ini. Sebab dua institusi penegak hukum diduga enggan menangkapnya.
"Iya karena HM (Harun Masiku) istimewa dan sakti. Kalau tidak sakti dan istimewa pasti sudah ketemu," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/5).
Istimewanya Harun lantaran tak kunjung ditangkap dalam waktu empat bulan ini. Sedangkan youtuber Ferdian Paleka yang merupakan orang biasa bisa sangat cepat ditangkap.
"Itulah anehnya kenapa saya sebut sakti dan istimewa, karena yang lain mudah termasuk Ferdian. Kenapa HM susahnya minta ampun?" herannya
Saiful mengaku tidak heran jika opini di publik menjadi liar lantaran adanya perbedaan sikap terhadap dua tersangka. Padahal, Harun Masiku diduga seorang koruptor yang merugikan keuangan negara.
"Semua akan bertanya-tanya kenapa ini kok beda dan bisa terjadi. Makanya opini publik menjadi liar. Untuk itu, ini ujian bagi penegak hukum untuk membuktikan kalau opini liar itu tidak benar," pungkas Saiful. (Rmol)
Loading...
loading...