CMBC Indonesia - Politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyatakan banyak menteri di pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak begitu paham dengan kehidupan rakyat yang kembang kempis.
Menurutnya, banyak menteri Jokowi yang terbiasa hidup seperti di luar angkasa, zona nyaman, hingga bisa menikmati berbagai macam fasilitas mewah.
"Saya melihat kelemahan dari kabinet Jokowi yang sekarang ini, di periode keduanya, itu memang banyak menteri-menteri itu yang saya kira, maaf ya, tidak begitu paham dengan kehidupan rakyat yang kembang kempis, yang betul-betul kehidupannya itu sangat berat. sebelum pandemi saja sudah sangat berat," kata Amien dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram, @amienraisofficial, Jumat (3/7).
"Mereka itu kan kehidupannya seperti di angkasa luar ya, selalu enak ya, di zona comfort, istilahnya orang sekarang itu. Apapun dia bisa lakukan, ke luar negeri berkali-kali, makan enak di restoran-restoran yang mahal, menginap di five star hotel, dan lain-lain," imbuhnya.
Dia menyatakan bahwa banyak menteri Jokowi itu yang kemudian tidak bisa lebih mementingkan kepentingan bangsa dan rakyat daripada kepentingan pribadi.
Amien kemudian mengungkapkan berbagai macam cerita yang ia dengar seputar kesulitan ekonomi masyarakat akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Banyak sekali itu orang yang mau utang ke tetangganya. tetangganya mengatakan, 'gimana, wong saya ini juga mau utang sama anda'. Jadi antara tetangga itu sudah berat sekali. Nah apakah ini tidak terpantau? Karena, sepertinya masih santai," tutur Amien.
Lebih jauh, mantan Ketua MPR itu berharap agar pemerintahan Jokowi tidak rontok sebelum 2024. Menurutnya, untuk mewujudkan itu maka Jokowi harus memilih orang-orang yang tepat bila akan melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.
Amien berkata, orang-orang yang tepat itu bisa dari partai politik, kalangan pengusaha, akademisi yang memiliki watak kerakyatan mendalam serta memahami bahwa jabatan menteri bukan bertujuan untuk memperkaya diri.
"Kalau mau reshuffle, maka carilah orang-orang entah itu dari partai politik atau kalangan swasta yang lain atau kalangan kampus, tapi mereka harus punya watak kerakyatan yang mendalam, yang betul-betul posisinya itu bukan untuk mempeerkaya diri seperti para pengusaha itu yang sudah salah kaprah itu tapi yang betul-betul people oriented," tutur Amien.
Ia kemudian berkata bahwa Jokowi sudah salah besar dengan mempublikasikan kemarahannya pada Rapat Terbatas 18 Juni 2020 lalu karena rakyat merepsons sikap Jokowi tiu dengan semakin marah.
Amien juga mengingatkan bahwa sekarang merupakan waktu bagi Jokowi untuk membenahi. Menurutnya, Jokowi masih memiliki harapan jika mau bekerja keras dan benar-benar untuk rakyat.
"Jadi, sekarang benahi sisa waktu tinggal sedikit lagi, tapi masih ada harapan, jika anda bekerja keras, anda betul-betul bekerja untuk rakyat, pro bono publico kalau kata Bung Karno. Jadi, sebenarnya masih ada harapan, tapi kalau enggak ya wallahualam, kita tidak tahu," tutur Amien.
Diketahui, Jokowi membuka opsi melakukan reshuffle kabinet agar pemerintah bisa optimal menghadapi dampak pandemi virus corona. Opsi tersebut terlontar dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni lalu.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan," kata Jokowi dalam video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6).
Merespons, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Eriko Sotarduga mengatakan Jokowi belum menyampaikan rencana reshuffle Kabinet Indonesia Maju kepada para ketua umum partai koalisi.
Dia menyebut Jokowi selalu memberi tahu para ketua umum partai pendukung pemerintah jika hendak melakukan perombakan kabinet.
"Karena kalau ada seperti itu (reshuffle), pasti akan ada pemberitahuan kepada ketua umum, mengajak ketua umum bertemu. Sampai saat ini, secara resmi ataupun secara nonformal kami belum melihat itu," kata Eriko kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (30/6). (*)
Loading...
loading...