CMBC Indonesia - Forum Mujahid Tasikmalaya resmi melaporkan aktivis liberal Denny Siregar ke Polres Tasikmalaya (02/07).
Pegiat sosial media yang dikenal sebagai ‘buzzer penguasa’ dilaporkan setelah menghina santri cilik Ponpes Tahfidz Daarul Ilmi Tasikmalaya.
Di akun Facebook, Denny Siregar (Desi), memposting tulisan berjudul 'Adek-adekku Calon Teroris yang Abang Sayang', dengan foto santri cilik Tahfidz Daarul Ilmi (27/06). Di foto itu, para santri cilik membawa bendera tauhid berwarna hitam dan putih.
Tokoh pergerakan Islam masyarakat Sunda, Ustadz Uus Rusdiana mendukung upaya pemidanaan Desi. Ustadz Uus mencatat, Desi sebelumnya juga menghina cucu mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, putri Agus Harimurti Yudhoyono.
“Setelah menghina cucu mantan Presiden SBY, kini menghina anak-anak santri yang sedang mondok dengan tidak memblus wajah anak. Ingat stiap anak ada keluarganya & setiap keluarga tercatat dalam dokumen resmi NKRI. Tapi, hina cucu presiden aja dibiarkan apalagi anak rakyat,” tegas Ustadz Uus di akun Twitter @UusRsd.
Politisi PKS ini juga sempat mengingatkan bakal sulitnya proses hukum Desi. “Sebelum 2 periode berakhir jangan harap dia ditangkap!,” tulis @UusRsd (01/07).
“Bisa ga sih kalian @Dennysiregar7 cs tidak membuat gaduh negeri ini barang sesaat saja? Kalian bisa hidup enak berkah Rahmat Alloh dalam kemerdekan yang diperjuangkan ulama dan santri,” tambah @UusRsd.
Forum Mujahid Tasikmalaya mengultimatum akan menggelar aksi massa besar-besaran jika laporan atas Denny Siregar tak ditindaklanjuti pihak kepolisian.
Pimpinan Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani mengatakan, pihaknya telah melaporkan kasus penghinaan yang dilakukan oleh Denny Siregar pada Kamis (2/7).
"Kita menuntut polisi membawa Denny Siregar ke Tasikmalaya dan dipenjarakan. Kalau tidak dipenuhi tuntutan kita, umat akan aksi besar-besaran di Tasikmalaya," tegas Ustadz Ahmad Ruslan seperti dikutip Republika (03/07).
Ustadz Ahmad menambahkan, tak menutup kemungkinan, aksi serupa akan dilakukan di sejumlah daerah lainnya. Menurut Ustadz Ahmad, beberapa organisasi masyaakat di Jakarta dan Lampung telah siap melakukan aksi solidaritas. "Kita tunggu kerja polisi 14 hari. Kalau tidak ada (hasilnya), ya gimana lagi (aksi besar-besaran," tegas Ustadz Ahmad. [itoday]
Loading...
loading...