CMBC Indonesia - Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan kemarahannya kepada para pembantunya. Kali ini, kemarahannya tersebut disampaikan kepada para menteri yang memiliki anggaran besar.
Politisi PPP Achmad Baidowi mengatakan, kebijakan work from home tidak memiliki standar yang terukur dan hal itu membuat sejumlah kinerja menteri terbengkalai sehingga wajar jika Presiden Joko Widodo kecewa.
“Kalau boleh menilai memang WFH itu standarnya tidak terukur, namanya saja WFH pasti banyak yang terbengkalai. Paling tidak, dalam WFH skala prioritas diutamakan. Kaitan dengan itu, maka sejumlah target banyak yang meleset sehingga muncullah kekecewaan dari presiden,” ujar Awiek -sapaan akrabnya- kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/7).
“Sebabnya, WFH seperti tidak berdampak pada kebijakan di tengah pandemik Covid-19. Maka bahasa seperti cuti harus disampaikan presiden,” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa kemarahan presiden seharusnya menjadi pecutan bagi para menterinya untuk bekerja lebih cepat dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Kemarahan presiden harus dimaknai sebagai pelecut semangat bagi para menteri untuk bekerja lebih maksimal dan mengambil terobosan luar biasa,” tandasnya(rmol)
Politisi PPP Achmad Baidowi mengatakan, kebijakan work from home tidak memiliki standar yang terukur dan hal itu membuat sejumlah kinerja menteri terbengkalai sehingga wajar jika Presiden Joko Widodo kecewa.
“Kalau boleh menilai memang WFH itu standarnya tidak terukur, namanya saja WFH pasti banyak yang terbengkalai. Paling tidak, dalam WFH skala prioritas diutamakan. Kaitan dengan itu, maka sejumlah target banyak yang meleset sehingga muncullah kekecewaan dari presiden,” ujar Awiek -sapaan akrabnya- kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/7).
“Sebabnya, WFH seperti tidak berdampak pada kebijakan di tengah pandemik Covid-19. Maka bahasa seperti cuti harus disampaikan presiden,” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa kemarahan presiden seharusnya menjadi pecutan bagi para menterinya untuk bekerja lebih cepat dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Kemarahan presiden harus dimaknai sebagai pelecut semangat bagi para menteri untuk bekerja lebih maksimal dan mengambil terobosan luar biasa,” tandasnya(rmol)
Loading...
loading...