CMBC Indonesia - Penangkapan buronan kasus hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Soegiarto Tjandra dinilai telah menjadi panggung bagi pihak yang mempunyai kepentingan.
Begitu kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam yang merasa aneh dengan sikap Presiden Joko Widodo yang responsif dengan memberikan instruksi langsung agar Djoko Tjandra segera ditangkap.
"Dengan tertangkapnya Djoko Tjandra, seolah presiden selesai masalah. Padahal masih banyak yang lainnya. Kenapa kalau Djoko Tjandra, presiden sangat responsif? Kenapa tidak pada Harun Masiku misalnya?" ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (2/8).
Selain itu, kata Saiful, penangkapan Djoko Tjandra juga terlalu banyak koar-koar di media yang seolah-olah merupakan prestasi yang sangat luar biasa karena mampu menangkap buronan sejak 11 tahun lalu.
"Padahal ya biasa saja itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab penegak hukum," kata Saiful.
Tak hanya itu, Saiful juga melihat penangkapan Djoko Tjandra seolah-olah menjadi panggung tersendiri, utamanya bagi Menkopolhukam dan Kabareskrim.
"Ini seakan-akan menjadi cuci tangan bagi mereka yang berkepentingan. Selain itu, pula saya mencurigai ini bagian dari kampanye terselebung bagi oknum Jenderal Polri yang berkepentingan cari perhatian untuk melenggang menuju Kapolri," jelas Saiful.
Dengan demikian, kata Saiful, publik dan Presiden Jokowi jangan hanya terkesima melihat hasil penangkapan Djoko Tjandra saja, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Saya berharap jangan kasus Djoko Tjandra ini dijadikan panggung, lebih baik fokus kerja yang lain, misalnya penangkapan Harun Masiku dan pembenahan-pembenahan internal lainnya," pungkas Saiful.[rmol]
Loading...
loading...