CMBC Indonesia - Proklamasi kemerdekaan Indonesia tak hanya dihadiri oleh para tokoh laki-laki saja. Momen bersejarah ini juga dihadiri oleh SK Trimurti, tokoh perempuan yang juga punya sumbangsih dalam proses proklamasi.
Seperti yang ditulis oleh wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku 'Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia, Volume 3', SK Trimurti merupakan tokoh pergerakan nasional dan saksi mata detik-detik proklamasi.
Anwar menulis, SK Trimurti tampak dalam foto detik-detik proklamasi yang diambil oleh Alex Mendur dan Frans Mendur di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta. Dia foto tersebut, SK Trimurti yang saat itu berusia 33 tahun, tampak kurus dalam balutan baju
SK Trimurti lahir dilahirkan di Boyolali pada 11 Mei 1912. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Trimurti mengawali kariernya sebagai seorang wartawan. Kariernya inilah yang juga membawanya pada pusaran politik pergerakan nasional.
Aktivitas Trimurti di bidang jurnalistik dan politik untuk perjuangan kemerdekaan membuatnya galau dalam soal asmara. Ia khawatir hal itu akan membuat pengabdian pada perjuangan tak bulat. Trimurti pun sempat berpikir akan hidup selibat. Padahal sejumlah pria silih berganti datang mendekatinya.
"Tadinya aku bertekad tidak mau kawin. Sebab, pembentukan keluarga tentu akan mengurangi konsentrasiku kepada perjuangan. Aku harus hidup sendiri, apa pun yang akan terjadi. Aku ambil contoh cara hidup seorang pastor...," tulis Trimurti dalam Hidupku Sebagai Wartawan Pejuang.
Pada tahun 2005, SK Trimurti jatuh sakit. Presiden RI Kelima sekaligus putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri sempat menjenguknya saat itu. Hingga akhirnya SK Trimurti wafat pada 20 Mei 2008.(dtk)
Seperti yang ditulis oleh wartawan senior Rosihan Anwar dalam buku 'Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia, Volume 3', SK Trimurti merupakan tokoh pergerakan nasional dan saksi mata detik-detik proklamasi.
Anwar menulis, SK Trimurti tampak dalam foto detik-detik proklamasi yang diambil oleh Alex Mendur dan Frans Mendur di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta. Dia foto tersebut, SK Trimurti yang saat itu berusia 33 tahun, tampak kurus dalam balutan baju
SK Trimurti lahir dilahirkan di Boyolali pada 11 Mei 1912. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Trimurti mengawali kariernya sebagai seorang wartawan. Kariernya inilah yang juga membawanya pada pusaran politik pergerakan nasional.
Aktivitas Trimurti di bidang jurnalistik dan politik untuk perjuangan kemerdekaan membuatnya galau dalam soal asmara. Ia khawatir hal itu akan membuat pengabdian pada perjuangan tak bulat. Trimurti pun sempat berpikir akan hidup selibat. Padahal sejumlah pria silih berganti datang mendekatinya.
"Tadinya aku bertekad tidak mau kawin. Sebab, pembentukan keluarga tentu akan mengurangi konsentrasiku kepada perjuangan. Aku harus hidup sendiri, apa pun yang akan terjadi. Aku ambil contoh cara hidup seorang pastor...," tulis Trimurti dalam Hidupku Sebagai Wartawan Pejuang.
Pada tahun 2005, SK Trimurti jatuh sakit. Presiden RI Kelima sekaligus putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri sempat menjenguknya saat itu. Hingga akhirnya SK Trimurti wafat pada 20 Mei 2008.(dtk)
Loading...
loading...