CMBC Indonesia - Kalangan serikat pekerja menanggapi santai soal tudingan bahwa aksi mogok nasional selama 3 hari ada yang mendanai alias ada bohir atau bouwheer-nya. Hal ini merespons tudingan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menuding ada pihak di belakang aksi mogok buruh menolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI Kahar S. Cahyono tertawa geli saat dimintai tanggapan soal tudingan tersebut. Ia menegaskan aksi buruh tak ada yang mendanai dari pihak luar karena buruh punya kas internal di bawah wadah organisasi melalui urunan atau iuran rutin setiap bulan.
"Kami dari KSPI tak ada yang mensponsori karena setiap anggota punya iuran, buruh bukan pengangguran, punya uang," kata Kahar kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/10).
Ia mengatakan selama ini iuran dipungut dari para anggota yang besarannya 1% dari gaji setiap bulan. Misalnya seorang buruh dengan gaji Rp 5 juta, maka iurannya sekitar Rp 50 ribu per bulan.
"Iuran ini untuk menjalankan organisasi antara lain pelatihan, advokasi, aksi-aksi juga, jadi murni dari serikat pekerja. Nggak ada sponsor," tegas Kahar.
Kahar menolak buka-bukaan berapa kas KSPI dari iuran para anggotanya. Namun, ia mengatakan saat ini saja anggota KSPI lebih dari 1 juta buruh. Ia menegaskan uang iuran ini dipertanggungjawabkan setiap bulan maupun secara tahunan di tingkat organisasi.
"Soal aksi mogok ini kami tidak tahu berapa keluarnya, nggak banyak pengeluaran paling biaya, konsumsi air, dan makan siang. Kadang-kadang buruh biaya sendiri," katanya.
Pemerintah meyakini ada tokoh yang menggerakkan dan membiayai aksi massa dari para buruh dan pekerja tersebut.
"Sebetulnya pemerintah tahu siapa di belakang demo itu. Jadi kita tahu siapa yang menggerakkan, kita tahu siapa sponsornya. Kita tahu siapa yang membiayainya, sehingga kami berharap 7 fraksi di DPR juga merepresentasi rakyat," ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam program Squawk Box di CNBC Indonesia TV, Kamis (8/10/2020).
Menurut Airlangga orang 'di balik layar' yang menggerakkan dan membiayai aksi demonstrasi tersebut memiliki ego yang sangat besar. Di tengah pandemi mereka menggerakkan demo, namun orang di balik layar ini tidak ikut dalam demo. []
Loading...
loading...