CMBC Indonesia - Kaum buruh meminta pertanggungjawaban Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas pengesahan UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan pekan lalu. Mereka yang telah unjuk rasa diberbagai daerah meminta Jokowi mendengarkan aspirasi mereka karena hingga gelombang massa menyerbu Istana semalam (8/10), belum ada respons yang dikeluarkan Istana.
Ketua Forum Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Jumisih menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak bertanggung jawab lantaran tak berada di Istana Negara saat ada aksi massa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020. Padahal, aksi massa menolak omnibus law itu menuju ke Istana Negara.
"Saat rakyat sedang bergerak untuk sampaikan aspirasinya terus Presiden pergi, itu artinya Presiden tidak gentle dan tidak bertanggung jawab," kata Jumisih dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil, Kamis malam, 8 Oktober 2020.
Jumisih menegaskan buruh bersama koalisi akan terus menggelar aksi hingga UU Cipta Kerja dibatalkan. Menurutnya, anggotanya di daerah bersemangat untuk aksi meski aparat bertindak represif. "Perlawanan yang bergelembung di masing2-masing daerah harus direspons dan ditanggapi oleh gerakan," ujarnya.
Presiden Konfederasi Perjuangan Rakyat Indonesia (KPRI) Anwar Sastro Ma"ruf mengatakan ia menghormati Presiden Jokowi yang berziarah ke makam orang tuanya. Namun ia mempertanyakan mengapa Jokowi membuat kebijakan yang keluar dari amanat konstitusi dan sumpah janjinya sebagai pemimpin.
"Kami menghargai Presiden untuk berziarah ke makam orang tuanya, semoga menyadari bahwa manusia itu bakal mati, lalu kenapa harus membuat kebijakan yang anti rakyat atau serakah, semoga dapat menyadari," katanya mempertanyakan.
Pada Kamis pagi kemarin, 8 Oktober 2020, Jokowi meninjau food estate di Kalimantan Tengah. Malamnya, Jokowi diketahui berada di Karanganyar untuk ziarah ke makam orang tuanya. Ia lantas menginap di Yogyakarta.
Kemarin pula, aksi massa menolak UU Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah. Di Jakarta, aksi terjadi di sekitar Harmoni, Patung Kuda, dan Sarinah, Jakarta Pusat. Massa buruh sedianya menuju Istana Negara, namun dihadang aparat kepolisian.[tsc]
Loading...
loading...