CMBC Indonesia - Aksi demo lanjutan penolakan Omnibus Law di Banyuwangi ricuh. Sejumlah pendemo diamankan polisi setelah melakukan pengrusakan dengan menjebol pintu gerbang DPRD Banyuwangi. Massa didominasi oleh pelajar.
Aksi massa terjadi menjelang sore. Orator meminta kepada pelajar yang ikut aksi demo menghujat anggota dewan yang tak ada di lokasi demo. Maklum saja, beberapa anggota dewan sedang dinas keluar kota.
"Monggo pelajar. Silakan hujat yang terhormat anggota dewan yang tak peduli dengan nasib buruh dan masyarakat," ujar orator.
Tak puas menghujat, massa melempari petugas yang berjaga dengan batu dan botol mineral. Tak hanya itu, mereka juga melempar petasan dan flare. Massa merangsek masuk ke dalam gedung setelah merobohkan pintu pagar besi Gedung DPRD Banyuwangi.
Kericuhan pun tidak dapat terhindari. Massa seketika berhamburan saat polisi menghalau aksi demo tersebut. Polisi juga menembakkan water canon dan gas air mata untuk memukul mundur massa.
Sejumlah pendemo yang diduga menjadi provokator kericuhan tersebut diamankan polisi.
"Hingga kini kami masih mendata jumlah pendemo yang telah diamankan," kata Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin di sela-sela pengamanan aksi demo.
"Pengamanan kegiatan aksi demo ini dilakukan sesuai dengan prosedur. Namun massa tetap melakukan aksi anarkis. Kita lakukan sesuai dengan prosedur. Massa tetap anarkis. Tapi kita redam," pungkas Arman.
Hingga saat ini sejumlah orang yang diduga sebagai provokator aksi masih di Gedung DPRD Banyuwangi untuk dilakukan pendataan identitas diri.
Sementara itu, akibat aksi demo yang berakhir kericuhan, sejumlah fasilitas di gedung DPRD mengalami kerusakan, di antaranya, pintu pagar besi roboh dan sejumlah pot bunga.(dtk)
Loading...
loading...