CMBC Indonesia - Hari ini, Selasa 13 Oktober 2020, dikabarkan massa yang mengatasnamakan kelompok PA 212 dan FPI mau berdemo menolak Undang-undang Cipta Kerja dan Omnibus Law lho. Demonya ke Istana Negara di Jakarta Pusat.
Nah, dalam untuk pengamanan aksi unjukrasa kali ini, ternyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasang strategi berbeda dari sebelumnya. Strategi ini dilancarkan untuk meminimalisir terjadinya gesekan antara massa pendemo dengan prajurit TNI. Apa ya strateginya?
Massa PA 212 dan FPI saat demo nanti, dipastikan akan berhadapan dengan prajurit-prajurit wanita TNI dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Jadi TNI telah memutuskan untuk mengerahkan pasukan Kowad untuk mengamankan demonstrasi di Jakarta.
Bahkan, prajurit wanita TNI akan ditempatkan di posisi paling depan alias langsung berhadap-hadapan dengan massa pendemo.
Berdasarkan siaran resmi dari Komando Daerah Militer Jayakarta, dilansir VIVA Militer, tak main-main, pengerahan Kowad TNI dalam pengamanan unjukrasa di Jakarta, merupakan instruksi langsung dari Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Dan yang pasti, pengerahan Kowad TNI bukan cuma untuk menghadapi massa PA 212 dan FPI, tapi semua elemen masyarakat yang berunjukrasa. Pasukan Kowad TNI mulai dikerahkan sejak kemarin Senin 12 Oktober 2020 hingga Jumat 16 Oktober 2020.
Pengerahan Kowad sebagai garda terdepan menghadapi pendemo diputuskan dari hasil evaluasi TNI terhadap unjukrasa omnibus law pekan lalu yang berujung pada kerusuhan.
Jadi TNI ingin pengamanan mengedepankan prinsip humanis dan persuasif. Walau begitu, jangan coba macam-macam sama pasukan Kowad TNI, walau seorang wanita, mereka tetaplah tentara yang memiliki ketegasan dan kemampuan tempur.
Dalam menghadapi massa PA 212 dan FPI nanti, Kowad TNI akan bertugas bareng pasukan polisi wanita (Polwan) dari Mabes Polri. Sama seperti prajurit TNI lainnya, pasukan Kowad tak akan dipersenjatai dengan senjata api. Malah tanpa tameng.[viva]
Loading...
loading...