CMBC Indonesia - Secara politik operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) terhadap Edhy Prabowo adalah strategi Joko Widodo untuk menunjukan taringnya sebagai presiden.
Demikian disampaikan Direktur Eskekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/11).
Kata Ali Rif'an, jika ditinjau dari sisi hukum apa yang menimpa kader kesayangan Prabowo Subianto itu masuk dalam kategori bersalah.
Meski demikian, jika ditinjau dari perspektif politik bisa saja Jokowi ingin menyampaikan pesan pada publik bahwa anak buahnya harus bekerja sesuai visi presiden.
"Jokowi ingin menunjukkan taringnya bahwa semua menteri harus sesuai visi presiden," demikian analisa Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/11).
Ali Rif'an mengamati Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan nampak tidak menunjukkan perannya saat teradi ketegangan antara Istana dan Habib Rizieq SHihab usai tiba di Indonesia pada 10 Nopember lalu.
Selama kegaduhan usai kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam itu, nampak Menko Polhukam Mahfud MD yang sering biacar ke publik.
"Kalau dari perspektif politik bisa jadi warni, Prabowo dalam isu-isu Habib Rizieq kurang pasang badan (membantu Jokowi). Padahal saat ini posisinya sebagai Menhan," demikian pendapat politik mantan Manajer Riset Poltracking Indonesia.
Dalam pengamatan Ali Rif'an, pada saat terjadi ketegangan antara Istana dan Habib Rizieq, Prabowo selaku mantan Capres yang didukung FPI tentu memiliki kedekatan emosional. Jokowi kata Ali, merasa dibiarkan oleh Prabowo Subianto.
"Bisa jadi komunikasi kultural ke rizieq sebagai mitra politik di Pilpres 2019 lalu," pungkas Ali. (*)
Loading...
loading...