CMBC Indonesia - Presiden Joko Widodo tegas menolak melanjutkan kepemimpinannya pada periode ketiga. Dia dengan tegas sudah menolak wacana mengubah masa jabatan presiden dari dua periode menjadi menjadi tiga periode.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari melontarkan ide Jokowi bisa saja maju kembali di periode ketiga, asal bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Salah satu indikatornya, masuknya Prabowo ke jajaran Kabinet Indonesia Maju, ternyata mampu meredam keterbelahan di level masyarakat dan jumlah hoax menurun 80persen.
"Itu salah satu indikatornya, hal ini juga yang kemudian membuat saya melihat, ide dan gagasan Jokowi tiga periode asal sama Prabowo itu, menjadi suatu yang mungkin terjadi. Artinya, dengan cara bergabungnya dua tokoh yang selama ini menjadi simbol representasi masyarakat Indonesia," ucap Qodari kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (24/12).
Dia mengatakan dengan paket Jokowi-Prabowo tersebut, ruang bagi para pelaku yang menggunakan isu agama untuk menjatuhkan lawan akan tertutup.
"Maka ruang untuk tokoh-tokoh yang mau menggunakan isu-isu agama untuk kemenangan pilpres itu menjadi terisolasi, tertutup katakanlah begitu. Karena dua tokoh tersebut sudah bergabung istilahnya cebong dan kampret sudah bergabung begitu. Jadi, satu dan dua menjadi tiga," katanya.
"Salam satu jari, dua jadi, menjadi tiga jari," imbuhnya menambahkan.
Qodari menambahkan kedua tokoh bangsa tersebut yakni Jokowi-Prabowo sama-sama dari kubu nasionali sehingga dinilai pas untuk menjadi pemimpin negara.
"Yang kedua, memang Jokowi dan Prabowo sama-sama dari kubu nasionalis. Jadi mudah ketemu," tutupnya. []
Loading...
loading...