CMBC Indonesia - Jika gagal merebut Partai Demokrat, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko diyakini tidak hanya rugi secara logistik, tapi harga diri sebagai pejabat publik. Kerugian itu pun bisa berdampak panjang pada elektoral.
Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/3).
"Imbasnya bisa jangka panjang, dia akan kesulitan mengemuka dalam percaturan politik praktis," kata Dedi Kurnia Syah.
Menurut Dedi, kemungkinan para eks kader Partai Demokrat Johni Allen Marbun dkk "menggocek" atau mengolah Moeldoko, sangat terbuka. Sebab, di dalam dunia politik, persoalan gocek-menggocek merupakan hal biasa.
"Itu bagian dari intrik, mungkin saja terjadi," ujar Dedi Kurnia Syah.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya mendatangi Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Senin (8/3). Putra sulung SBY itu bersama rombongan menyerahkan nota keberatan atas gerakan yang diklaim sebagai KLB Partai Demokrat, di Deli Serdang, Sumatera Utara. KLB menetapkan Moeldoko sebagai ketum.
Dari sisi penyelenggaraan dan peserta, KLB di Deli Serdang tidak sesuai AD/ART partai demokrat yang sah. Atas dasar itu, AHY juga meminta Kemenkumham tidak memberikan legalitas alias menolak hasil KLB yang disebut abal-abal itu.(RMOL)
Loading...
loading...