CMBC Indonesia - Rencana islah tiga kubu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan akan melaksanakan Rapimpurnas serta Kongres bersama XVI pada tahun 2021 adalah kabar baik yang ditunggu pelaksanaannya.
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, perpecahan di tubuh KNPI sudah terjadi sekitar 15 tahun yang lalu.
Hal ini dimulai terjadinya dualisme pengurus antara kubu pimpinan Ahmad Doli Kurnia dan Azis Syamsuddin pada periode kepengurusan 2008-2011.
Bahkan terakhir, perpecahan itu semakin parah, bukan lagi dua kelompok melainkan menjadi tiga kelompok, yaitu kepengurusan di bawah pimpinan Haris Pertama, Noer Fajrieansyah, dan Abdul Aziz.
“Ini tentunya sesuatu ironi dan kerugian. Ironi karena pemuda itu sebetulnya tokoh pemersatu bangsa, dimulai dan ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda 1928," kata Qodari, Sabtu (13/3).
"Jadi kalau organisasi pemudanya terpecah, ini jelas merupakan ironi terhadap peran sejarah pemuda sebagai pemersatu bangsa,” sambungnya.
Lanjut Qodari, menjadi kerugian besar kerena pada saat pandemi Covid-19, semua elemen masyarakat seharusnya bersatu, bahu membahu untuk mengatasi permasalahan pandemi, bukan berkonflik dan sibuk berkelahi sendiri dengan sesama.
“Dan orang muda adalah mereka-mereka yang diharapkan menjadi garis terdepan dalam perjuangan melawan pandemi ini. Jadi sesungguhnya sebuah urgensi yang luar biasa bagi KNPI untuk segera bersatu,” jelasnya.
Untuk meredam konflik yang sudah 15 tahun lebih muncul di tubuh kepengurusan DPP KNPI, Qodari menilai dibutuhkan figur pemersatu yang dapat diterima oleh semua kalangan.
“Diperlukan seorang figur pemersatu yang bisa diterima semua kalangan dengan baik. Pertama, karena dia bukan menjadi bagian dari konflik; kedua, dia juga figur yang lagi naik daun (rising star); ketiga dia juga membawa iklim dan program baru, yang betul-betul fresh,” ujar Qodari
Pada titik itu, Qodari memandang Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai pilihan tepat memimpin KNPI karena dianggap sebagai sosok muda yang diharapkan menjadi titik temu bagi semua kelompok karena bukan menjadi bagian dari konflik.
Menurutnya, Gibran juga memiliki latar belakang enterpreneur, sehingga bisa membuat program kerja dan suasana kerja baru yang berorientasi kepada kewirausahaan, tidak semata-mata berorientasi kepada politik.
“Jadi tepat apabila, para kubu-kubu yang berkonflik ini untuk bisa mulai mempertimbangkan Gibran sebagai Ketua Umum KNPI, sebagai momentum kembali bersatunya KNPI. Sekaligus momentum bersatunya kembali pemuda se Indoneisa,” terangnya.
Selain dibutuhkan figure pemersatu, Qodari juga meminta kebesaran hati dari para senior KNPI khususnya era KNPI masih bersatu, untuk turun gunung mendamaikan juniornya yang berkelahi, memberikan teladan agar tercipta persatuan dan kesatuan
“Perlunya para tokoh senior untuk turun gunung terutama tokoh-tokoh senior dari era ketika KNPI itu solid dan bersatu misalnya Akbar Tanjung, Tjahjo Kumolo, Idrus Marham. Jadi ini semua kan adik-adik mereka jadi para senior menjadi motor persatuan dan kesatuan,” pungkasnya. (*)
Loading...
loading...