CMBC Indonesia - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan memang ada sejumlah nama sosok perempuan yang muncul di survei capres 2024.
Misalnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
“Secara peluang, dari nama-nama itu Mbak Puan masih lebih punya potensi karena melihat pertimbangan partai politik, beliau punya partai,” kata Adjie.
Kendati begitu, Adjie mengatakan elektabilitas semua tokoh perempuan yang ada belum signifikan untuk menjadi calon presiden, termasuk Puan.
Dalam survei Charta Politika 20-24 Maret 2021, elektabilitas Puan tercatat sebesar 1,2 persen dari hasil simulasi 12 nama.
Adapun dalam simulasi 17 nama survei Indikator Politik Indonesia periode 13-17 April 2021, elektabilitas Puan sebesar 2,9 persen.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto mengatakan elektabilitas Puan Maharani belum tinggi lantaran belum bergerak dan berkeliling ke daerah.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini beralasan, hingga saat ini belum ada satu pun restu dari Megawati Soekarnoputri ihwal siapa yang bakal maju di Pilpres 2024.
Sementara itu, Politikus PDIP Effendi Simbolon berkukuh menginginkan Puan Maharani untuk maju sebagai capres pada pemilihan presiden 2024.
Menurut dia, Puan sebagai capres merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Ya masa kita jadi orang nomor duanya jadi cawapres, belum wapres lagi, cawa masih calon lagi, itu kan kesannya kita kok tidak percaya diri bertanding, untuk apa, wong politik itu untuk berkuasa kok, ketika berkuasa baru kita menerapkan program untuk kepentingan rakyat,” ujar Effendi saat rilis survei Parameter Politik Indonesia, Sabtu 5 Juni 2021.
Sebagai putri dari Megawati, langkah Puan Maharani yang juga Ketua DPR itu untuk menjadi kandidat Pilpres 2024 terbuka lebar. Namun ada tantangan yang harus dihadapi yaitu elektabilitas. [fajar]
Loading...
loading...