CMBC Indonesia - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendadak buka suara terkait skenario gelap akan terjadi jika pemerintah Indonesia dan negara lainnya tidak berupaya mengubah kondisi perekonomian saat ini.
Hal tersebut diungkapkan SBY saat menjadi pembicara kunci dalam forum International Conference of Islamic Studies yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Kampus UIN Ar Rainiry, Senin (4/10).
"There is something wrong with our economy, with our development," jelas SBY dikutip GenPI.co, Senin (4/10).
Dalam forum tersebut, SBY memaparkan bahwa 30 persen atau setara dengan 2,3 miliar jiwa penduduk dunia masih menyandang status miskin.
"Skenario gelap akan terjadi dan sekali lagi skenario gelap akan terjadi mana kala kita tidak melakukan apa-apa, tidak melakukan perubahan yang diperlukan," ungkap SBY.
Menurut SBY, bahwa setiap malam, terdapat 1 miliar orang yang kelaparan karena lapar, kurang makan, dan tidak punya uang untuk mencukupi kebutuhan pangan.
"Ada bangsa yang kelebihan pangan ada bangsa yang kekurangan pangan, harganya pun sering tidak stabil dan melonjak-lonjak, itu dunia, itu tantangan kita," jelas SBY.
Di Indonesia, jumlah penduduk diprediksi akan naik menjadi sekitar 306 juta jiwa pada 2035, dengan angka konsumen meningkat menjadi 130 juta jiwa sebelum 2030.
"Tentu kebutuhan dasar manusia Indonesia juga akan meningkat tajam," kata SBY.
Di sisi lain, kata SBY, ada penerapan gaya hidup serakah, serta upaya menguras sumber daya alam.
"Akibatnya bumi makin panas, sumber daya alam makin terkuras," jelasnya.
Oleh sebab itu, menurut SBY perlu dilakukan tindakan ekonomi yang tidak biasa yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi.
"Oleh karena itu perlu jawaban, jawabannya apa? sesuai dengan tema, jawabannya marilah kita sekarang ini ke depan dalam membangun menjalankan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan," ungkap SBY.
"Dalam membangun dan menjalankan ekonomi pilihlah model sistem dan praktek ekonomi juga yang cocok dengan tantangan abad ini, saya mengatakan green economy," sambungnya.
Apabila pemimpin dunia dan Indonesia tidak memiliki political will atau keinginan politik dengan kebijakan yang lemah, ia risau masa depan umat manusia akan suram.
"Kalau masa depan suram, secara moral para pemimpin tidak bertanggungjawab, tidak bermoral untuk anak cucunya," pungkas SBY. [genpi]
Loading...
loading...