CMBC Indonesia - Aktivis Papua sekaligus pegiat media sosial, Christ Wamea mengomentari soal Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa yang digadang-gadang bakal maju jadi Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto.
Melalui akun jejaring media sosial Twitter miliknya, Christ Wamea mengomentari sebuah artikel bertajuk ‘Andika Perkasa Sangat Mungkin Jadi Panglima TNI, Agar Indonesia Ditakuti China’.
Menanggapi artikel tersebut Christ Wamea malah menilai sebaliknya, bahwa Jenderal Andika bakal tunduk dengan China lantaran pengaruh mertuanya.
Sebagaimana diketahui, mertua KASAD Jenderal Andika adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal purnawirawan A.M Hendropriyono.
Adapun dalam artikel tersebut membahas soal pernyataan jurnalis senior Hendri Satrio yang membahas soal pengganti Panglima TNI.
Awalnya Hendri Satrio berbincang soal momen KASAD Jenderal Andika yang ikut mengantas Jokowi dalam lawatannya menghadiri G20.
Terkait hal tersebut banyak yang menilai bahwa itu merupakan sinyal khusus sebagai calon kuat Panglima TNI.
Menurutnya, hal itu sangat mungkin mengingat sebelumnya orang kepercayaan Jokowi, Pratikno melakukan kunjungan ke markas Jenderal Andhika.
“Iya. Sangat mungkin Andika menjadi panglima,” kata Hensat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (31/11).
Penggagas lembaga survei KedaiKOPI ini menambahkan sosok yang cocok untuk menjadi panglima TNI diserahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo.
Namun, perlu dipastikan orang yang menjadi panglima TNI harus mampu menjaga NKRI agar lebih aman dan kondusif.
“Mungkin Pak Jokowi maunya dibagi rata, jadi setahun Andika setahun Yudo. Kan boleh saja kan. Terserah Pak Jokowilah, yang paling penting negara ini aman, dan takut-takutin China lagi di Natuna, gitu saja,” ucapnya.
Pesannya, Presiden Joko Widodo perlu menemukan sosok calon panglima TNI yang memiliki integritas dalam memberikan rasa aman bagi negara, dan juga ditakuti oleh bangsa lain.
“Yang paling penting juga, setelah ini benar-benar Indonesia itu, menjadi aman dan ditakuti minimal tidak ada yang macam-macamlah di Natuna,” tutupnya. (hops)
Loading...
loading...